[PORTAL-ISLAM.ID] Sekelompok orang kasak-kusuk. Salah satunya ada yang stress. Dia nulis “Zeng Wei Jian” atau “Lieus Sungkharisma” penghianat Suku Tionghoa. Harapannya: Semoga suatu saat nanti ada orang Tionghoa potong lidah saya atau Lieus Sungkharisma.
A bonehead is speaking. Ambisi kekuasaan Ahok diinterpretasi sebagai “perjuangan suku”. Menumbangkan Ahok, Tolak Jokowi, Bela Muslim Uighur, berteman dengan muslim pribumi disebut sebagai “Penghianat Suku Tionghoa”. Ngga ada sesuatu yang lebi ngaco dari orang ini.
Dalam terminology Chinese, “Penghianat” (traitor) disebut “Hanjian”.
Sekarang, istilah “Hanjian” merujuk pada penghianat Negara China as nation state, not “race traitor” to Han.
Selama Second Sino-Japanese War, Generalissimo Jiang Jieshi menjelaskan adanya espionase hanjian membantu Jepang. Dia menginstruksikan CC Clique Commander Chen Lifu; tangkap dan eksekusi 6 ribu orang penghianat di Shanghai dan Nanjing.
Kaisar Puyi, the last emperor of Qing Dynasty, dimasukan ke dalam list hanjian. Akibat menerima posisi sebagai Raja Manchukuo yang diberikan oleh Imperial Japanese Army. Sekali pun dia seorang Manchu dan bukan Suku Han.
Tidak pernah ada dalam history, seseorang disebut penghianat atau “hanjian” karena terlibat dalam China’s internal ethnic conflict.
Karena saya atau Lieus Sungkharisma bukan warga negara Tiongkok, istilah “penghianat” semakin tidak relevan. Justru Ahoker macam ini sebenarnya adalah “Penghianat Indonesia”.
Penulis: Zeng Wei Jian