[PORTAL-ISLAM.ID] Hahaha, lucu, pingin ketawa gulung-gulung. Capres kok diberi bocoran daftar pertanyaan, biar bisa persiapan ? Biar bisa lulus tes ? Bukankah sudah jadi Presiden saja rajin bawa contekan ? Kenapa baru nyapres KPU sudah kasih bocoran contekan ?
KPU mau jadi Joki capres ? Capres yang mana ? Capres yang planga plongo ? Yang minta diselamatkan dari ketakutan menyampaikan visi misi ? Yang bahkan, untuk tanda tangan pun harus ‘merem dulu’ sehingga ketika ditanya ada kekeliruan, biasa mengujar pembelaan ‘saya tidak baca apa yang saya teken’. Begitukah ?
Wah seru nich ! Ternyata, dunia joki itu bukan hanya di pacuan kuda, UMPTN, seleksi CPNS, bahkan seleksi capres juga ada joki. Apakah KPU menjadi Joki capres ? Apakah nanti KPU menandai pilihan pertanyaan ? Dan meminta moderator mengarahkan pertanyaan ? Moderator diminta bertanya 10 dibagi 2. Jangan tanyakan 10.000.000.000.000 dibagi 2.000.000.000.000. Meski hasilnya sama, capres planga plongo akan bingung menghitung, pusing menjawab, dan terbata mengeluarkan kata-kata.
Harus menyederhanakan pertanyaan bagi capres dengan kemampuan IQ yang terlampau sangat sederhana. Kasihan, calon yang sederhana diam saja keliru, berkata tambah keliru, semakin bicara semakin keliru.
Sebenarnya, sang joki bisa mengatakan debat dengan bahasa tubuh. Atau bahasa Marsupilami, agar tidak banyak keliru mengungkapkan kata-kata. Jika bahasa Marsupilami yang digunakan, pasti hebat. Cukup mengatakan, huba, huba, huba, bahu, huba, huba, huba, bahu, huba, huba, huba, bahu, huba, huba, huba, bahu, huba, huba, huba, bahu. Lantas, para chearleders akan bersorak sorai kegirangan.
Ini memang pilpres paling kocak sepanjang sejarah. Warkop DKI, kalah kocak dengan Pilpres 2019. Mana ada Pilpres yang di jokiin seperti era now. Memberi contekan pada capres, adalah cara paling lucu dalam proses Pilpres.
Saya tidak tahu, ini Republik betulan atau Republikan ? Keren sekali mengelola pemerintahan. Sampai kehabisan bahasa saya melukiskan keindahannya.
Jika saya pulang kampung, dan saya ceritakan ihwal Joki capres ini ke seluruh penduduk kampung, niscaya mereka akan terpingkal semua. Keren sekali, tepuk tangan akan gegap gempita mengiringi uraian cerita.
Sudahlah, tidak usah memaksakan diri. Ular melilit gergaji itu keliru, semakin melilit semakin berdarah, semakin berdarah semakin sakit. Seharusnya, semua mengukur kemampuan, jangan hanya syahwatnya yang tinggi tapi kemampuan pas-pasan.
Kasihan, jika negeri yang begitu besar ini menjadi kerdil karena ulah para amatiran. Para pemburu rente kekuasaan yang tak mampu melakukan tugas Pemerintahan.
Ini maunya sebenarnya apa ? Mau bikin rakyat tertawa ? Ketahuilah, rakyat itu sengsara, kehidupannya sulit. Jangan bikin lelucon di tengah seriusnya penderitaan rakyat.
Penulis: Nasrudin Joha