[PORTAL-ISLAM.ID] Penggagas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi), Fahri Hamzah, mengklaim tak ada survei saat ini yang menggembirakan bagi calon presiden Joko Widodo sebagai petahana. Ia menilai tren petahana stagnan bahkan mengalami penurunan.
"Sudah tidak akan ada survey yang menggembirakan bagi petahana. Tren stagnan dan penurunan elektabilitas akan terus berjalan," kata Fahri dikutip dari akun Twitternya, @Fahrihamzah, Rabu, 30 Januari 2019.
Dia menyindir isu agama seperti dimunculkan lagi jelang hari pemungutan suara Pilpres 2019. Pemerintah dikritik sibuk membela diri dengan isu agama.
"Apalagi isu “agama” muncul lagi. Orang perlu keadilan dan kepastian hidup malah pemerintah sibuk membela diri dengan isu agama. Bunuh diri!" demikian tambahan cuitan Fahri.
Sejak awal, Fahri sudah menyebut Jokowi salah langkah dalam kasus eks Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Keheranan Fahri berlanjut karena batal bebasnya Abu Bakar Ba'asyir menjadi contoh lain.
"Saya heran kenapa isu agama ini terus dibuat ya? Terakhir ABB, padahal kalau pilpres diwarnai debat prestasi maka petahana akan lebih untung, atau jangan2 gak ada prestasi?" kata Fahri yang juga Wakil Ketua DPR itu.
Kemudian, Fahri menjelaskan yang menjadi keraguan masyarakat, pemerintah selalu memainkan isu agama yang sensitif. Padahal persoalan agama tak bisa lagi digeser.
"Kalau sudah soal iman orang susah berubah pilihan. Kalau soal prestasi dan harapan masa depan itu bisa diperdebatkan. Harus itu fokusnya," kata Fahri.
Fahri pun mengingatkan Ahok yang kalah di Pilkada DKI 2017. Ahok terjebak karena memainkan isu agama. Kata dia, pola teori ini akan menjadi kekalahan Jokowi di Pilpres 2019.
"Mengingat kekalahan Ahok akhirnya dapat diangkat dalam pola teori kekalahan yang sama pada kedua sahabat ini. Jokowi akan kalah seperti kekalahan Ahok. Sederhana, karena teori mengelola isu juga sama. Master Mind-nya sama. Mereka tidak sanggup keluar dari jebakan isu agama," jelas Fahri.
Lalu, ia menyindir Jokowi sejak memimpin Indonesia dengan narasi konflik ideologi. Hal ini yang membuatnya sebagai petahana tidak bisa keluar dari keharusan simbolik. Salah satunya terkait pemilihan cawapres yaitu Ma'ruf Amin karena tak percaya diri untuk mengeruk suara umat Islam.
"Saya memberi nasehat vulgar kepada petahana yang nampaknya tidak lagi bisa menguasai tim dan lingkar terdalamnya. Masing2 punya agenda dan melapor asal bapak senang. Semua rencana menang salah dari awal. Maafkan. Kekalahan menanti petahana. Tks," kata Fahri.
Mengingat kekalahan Ahok akhirnya dapat diangkat dalam pOla teori kekalahan yang sama pada kedua sahabat ini. Jokowi akan kalah seperti kekalahan Ahok. Sederhana, karena teori mengelola isu juga sama. Master Mind-nya sama. Mereka tidak sanggup keluar dari jebakan isu agama.— #2019AwalPerubahan (@Fahrihamzah) 30 Januari 2019
Saya memberi nasehat vulgar kepada petahana yang nampaknya tidak lagi bIsa menguasai tim dan lingkar terdalamnya. Masing2 punya agenda dan melapor asal bapak senang. Semua rencana menang salah dari awal. Maafkan. Kekalahan menanti petahana. Tks.— #2019AwalPerubahan (@Fahrihamzah) 30 Januari 2019