[PORTAL-ISLAM.ID] Hari pertama di tahun 2019 ada yang istimewa bagi Letjen Doni Monardo. Undangan pelantikan dirinya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beredar Selasa petang 1 Januari 2019
Disebutkan, pelantikan akan akan dilakukan hari Rabu pagi 2 Januari 2019, pukul 09.00 WIB. Undangan diminta hadir tepat waktu dan menggunakan pakaian yang pantas untuk pelantikan di Istana Negara.
Memang tidak disebutkan nama Doni Monardo di dalam undangan itu.
Nama Doni Monardo muncul tak lama kemudian.
Seperti beberapa waktu lalu, ketika namanya juga muncul di bursa calon Panglima TNI, dalam sekejap mata berbagai analisa bermunculan dan berkembang di kalangan pemerhati politik. Grup WA politisi dan aktivis diisi dengan berbagai prediksi tentang apa yang akan terjadi.
Banyak yang mendukung, banyak yang menyesalkan karena menilai potensi Doni lebih dari sekadar untuk posisi itu. Dia angkatan 1985, masih punya masa bakti hingga 2021.
Ada juga yang menilai aneh, karena jabatan itu adalah untuk sipil, atau anggota TNI yang sudah pensiun. Kalaupun pensiunan jenderal, biasanya bintang dua.
Ketua BNPB periode 2008 hingga 2015, Syamsul Maarif, sebelumnya adalah Asisten Teritorial Kasum TNI dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Bintang dua.
Atau Ketua BNPB periode 2015 hingga 2018 yang akan digantikan Doni, Willem Rampangilei. Sebelumnya Willem adalah Komandan Pangkalan Utama TNI, dan pangkat terakhirnya adalah Laksamana Muda. Juga bintang dua.
Malam belum berganti, masih di hari pertama tahun 2019, beredar informasi berikutnya dari Istana yang mengatakan bahwa pelantikan batal. Alasannya, Presiden Joko Widodo harus ke Lampung meninjau lokasi bencana yang terkena tsunami tanggal 22 Desember 2018 lalu.
Pembicaraan mengenai Doni Monardo dan posisi baru yang akan ditempatinya masih terjadi hingga siang ini.
Drama pembatalan ini mengingatkan kita pada dua nama lain yang pernah mengalami nasib serupa, atau agak serupa.
Pertama, politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait yang sudah berada di Istana, mengenakan kemaja putih dan celana hitam, siap untuk dilantik sebagai salah satu menteri di bulan Oktober 2014. Tetapi apa daya, namanya tidak ada dalam daftar menteri.
Kedua, Mahfud MD, yang sudah mengukur baju karena akan berpasangan dengan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019. Tetapi Mahfud harus menelan ludah, getir, karena akhirnya koalisi pendukung Jokowi setuju pada satu nama cawapres: Ma’aruf Amin.
Masyarakat masih harus menunggu, apakah yang dialami Doni Monardo sekadar pengunduran pelantikan, atau pembatalan, seperti yang dialami Maruarar dan Mahfud.
Kita lihat nanti.
Sumber: RMOL