[PORTAL-ISLAM.ID] Kegeraman warganet kepada kebohongan-kebohongan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) semakin menjadi. Setelah menguarkan wacana anti poligami namun bungkam terhadap nikah mut'ah, perselingkuhan, dan insiden foto 'porno' yang dimiliki caleg Husin Shihab, kini salah satu caleg PSI yang paling ndableg, Tsamara Amany kena batunya setelah kedapatan berbohong saat menyebut bahwa poligami adalah salah satu penyebab UTAMA perceraian.
Kebohongan itu diucapkan Tsamara saat hadir dalam segmen wicara dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, yang tayang di TVOne, Senin, 17 Desember 2018.
Dalam acara tersebut, dengan jelas Tsamara menyebut bahwa poligami merupakan salah satu penyebab utama perceraian.
"Poligami menjadi salah satu sebab utama perceraian. Sekitar 800 sampai 900 perceraian itu disebabkan oleh poligami," ujar Tsamara.
Pernyataan Tsamara ini bertentangan dengan infografis yang dibuat PSI sendiri. Dari sebanyak 351.665 kasus perceraian pada tahun 2015, sebanyak 7.476 atau 2% kasus terjadi karena poligami.
Sementara secara nasional berdasarkan rekapitulasi faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian Yuridiksi Mahkamah Syira'iah Aceh atau Pengadilan Tinggi Agama Seluruh Indonesia tahun 2017, perceraian dengan alasan poligami tercatat 1.697 kasus dari total 364.164 atau hanya sebesar < 0,5%.
Seorang warganet pun langsung mengunggah fakta mengejutkan.
"Tsamara ini dungu tapi pengen terlihat pinter," cuit @detektive88.Mnyatakan poligami adlh slh1 penyebab utama perceraian di tv adlh kebohongan publik @TsamaraDKI— AWAS santri oplosan! (@ssirah) December 18, 2018
Info grafis @psi_id thn 2015、ratio perceraian akibat poligami HANYA 2%
Data penyebab perceraian seluruh indonesia thn 2017 bahkan HANYA 0.5% pic.twitter.com/KOGe45yE7g
"Coba tanya Dek Tsamara.. Nikah Mut'ah itu sebabkan perceraian gak? 'Kontrak' habis kan otomatis cere.. Jadi ajaran Syiah itu kudu dilarang juga gak?" cuit @dusrimulya.
"Ada jg loh yg cerai gara gara selama 7 tahun istrinya di..............aaaah sudahlah," cuit Rhizki24.
Berikut video wawancara selengkapnya