[PORTAL-ISLAM.ID] Kami yang mau reuni, kenapa situ yang ribut? Kenapa kalian tidak bikin saja reunian dengan teman-teman kalian. Teman sekolah, teman kerja atau teman bermain. Atau juga teman yang biasa bareng-bareng kalian berteriak, “Kami Pancasila, kami Indonesia, kami NKRI!” atau teman-teman sesama pendukung Joko-JK pada Pilpres yang lalu. Atau teman-teman sesama pembela Ahok pada kasus penistaan Al Qur`an. Atau buat reuni gabungan, pendukung Pak Joko, pendukung PDIP, Nasdem dan pendukung Kiai Said Agil Siradj.
Saya menyebutnya sebagai satu di antara ketidakwajaran dalam kacamata awam. Termasuk juga minda para intelektual, jelas tidak masuk akal. Tapi ini terjadi, tujuh juta orang berkumpul pada satu titik dan waktu yang sama. Padahal mereka dihadang. Mereka diintimidasi. Mereka diperlakukan layaknya para pengacau!
Pemilik bus diintimidasi agar tidak menyewakan bisnya. Gerbong-gerbong digeledah. Bis-bis yang sedang melaju dicegat. Tapi dengan berbagai jalan, berupa moda transportasi dan aneka cara, toh mereka tetap sampai juga di Monas. Bahkan para santri dari Ciamis berjalan kaki ratusan kilo meter untuk memenuhi panggilan ini!
Sungguh kalian tidak pernah tahu perasaan mereka. Kalian tidak pernah menyaksikan gelora dada mereka. Kalian belum pernah meraba degup jantung mereka. Begitu gemuruh! Gemuruh itu bisa melompati gunung, membelah belukar dan menyeberangi samudra. Kalian tidak pernah tahu itu, maka kalian sebut ini sebagai kesia-siaan. Kebencian kalian terlalu parah, maka kalian sebut ini sebagai kekacauan. Kalian tidak punya perasaan, hingga kalian sebut ini sebagai fiksi.
Mata kalian yang buta, bukalah sekarang! Hati kalian yang tertimbun batu, bongkarlah! Dengki, iri dan hasud tak akan memberikan kebaikan apapun. Maka, enyahkanlah semua itu. Saksikanlah, bahwa kami tetap akan memutihkan Jakarta dengan untaian kalimat thoyyibat, gema shalawat dan berbagai pesan kedaulatan dan kedamaian.
Reuni 212 adalah pembuktian bahwa orang Indonesia yang sesungguhnya itu masih ada. Reuni 212 adalah penunjukan bahwa ummat Islam masih sedia menjaga kedaulatan Bangsa. Reuni 212 adalah pernyataan bahwa NKRI haruslah tetap utuh hingga kiamat datang mengakhiri kehidupan.
1 Desember 2018
Ustadz Abrar Rifai
(Pengasuh Ponpes Babul Khairat, Jatim)