[PORTAL-ISLAM.ID] Pencetus Arah Baru Indonesia, Anis Matta turut hadir Reuni 212 di Monas hari Ahad 2 Desember 2018 kemarin.
Alhamdulillah, Allah mengirim langit yang cerah untuk menemani langkah kita menyatukan semangat.. #Reuni212 #ReuniAkbar212 #ReuniAkbar212diMonas #KobarkanSemangatIndonesia pic.twitter.com/9fYdNxHcLU— Anis Matta (@anismatta) 2 Desember 2018
Mantan Presiden PKS itu memang alumni 212, yang turut hadir bergabung saat Aksi 212 tahun 2016. Beliau memilih membaur menjadi peserta biasa, bukan tokoh.
Melalui akun twitternya, Anis Matta menyampaikan terkait Reuni 212:
Kita tidak sedang menyaksikan umat yang mudah dimobilisasi.. yang kita saksikan adalah umat yang sadar, berdaya dan mobile.. Kesadaran agama dan politik akan jadi arus perubahan besar..
Agama seharusnya menjadi instrumen perubahan bukan pembenaran atas realitas yang salah.. Jika ada benturan antar kelompok agama, itu karena salah satunya menggunakan agama sebagai instrumen perubahan sementara yang lain menjadikannya sebagai instrumen pembenaran..
Jika agama dan negara diintegrasikan maka itu akan menjadi kombinasi antara kekuatan moral dan kekuatan politik; yang satu mengisi dan menumbuhkan kehidupan, yang satu lagi menjaga dan melindunginya..
Cepat atau lambat Islam Politik akan memimpin Dunia Islam.. Jatuh bangun dalam transisi demokrasi akan memaksa mereka belajar labih cepat.. Tapi, masalah mereka justru setelah itu.. Bisakah mereka memformulasi Islam menjadi jawaban bagi krisis sistemik yang menimpa planet kita sekarang?
(Dari twit @anismatta)
Kita tdk sedang menyaksikan umat yg mudah dimobilisasi.. yg kita saksikan adalah umat yg sadar, berdaya dan mobile.. Kesadaran agama dan politik akan jadi arus perubahan besar..
— Anis Matta (@anismatta) 2 Desember 2018
Agama seharusnya menjadi instrumen perubahan bukan pembenaran atas realitas yg salah.. Jika ada benturan antar kelompok agama, itu krn salah satunya menggunakan agama sbg instrumen perubahan sementara yg lain menjadikannya sbg instrumen pembenaran..
— Anis Matta (@anismatta) 2 Desember 2018
Jika agama dan negara diintegrasikan maka itu akan menjadi kombinasi antara kekuatan moral dan kekuatan politik; yg satu mengisi dan menumbuhkan kehidupan, yg satu lagi menjaga dan melindunginya..
— Anis Matta (@anismatta) 3 Desember 2018
Cepat atau lambat Islam Politik akan memimpin Dunia Islam.. Jatuh bangun dalam transisi demokrasi akan memaksa mereka belajar lbh cepat.. Tapi, masalah mereka justru setelah itu.. Bisakah mereka memformulasi Islam menjadi jawaban bagi krisis sistemik yg menimpa planet kita skrg?
— Anis Matta (@anismatta) 1 Desember 2018