[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Massa penyandang tunanetra berunjuk rasa di depan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Rabu (14/11/2018). Aksi tersebut dilakukan untuk memprotes pernyataan Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin terkait 'buta-budek'.
Massa Tunanetra yang tergabung dalam Persatuan Aksi Sosial Tuna Netra (Pasti) mendatangi kantor MUI sambil membawa sejumlah poster. Dalam aksinya, para penyandang tunanetra itu juga menegaskan, meskipun terlahir buta dan budek atau tunarungu, mereka tidak buta hati dan buta politik.
Aksi tersebut adalah buntut dari pernyataan Ketua MUI, sekaligus Cawapres, KH Ma'ruf Amin yang menyinggung soal buta-budek beberapa waktu lalu.
Merasa tersinggung dengan ucapan KH Ma'ruf, mereka meminta kepada KH Ma'ruf untuk meminta maaf kepada kaum disabilitas.
"Kami dari Pasti beri batasan waktu 8 hari dari sekarang agar Kiai Ma'ruf memohon maaf kepada kaum disabilitas," kata Ketua Pasti, Arif Nurjaman di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (14/11/2018).
Senada dengan Arif, salah satu peserta aksi, Sony juga menuntut hal serupa. Bahkan, jika Kiai Ma'ruf tak mengindahkan permintaan tersebut, mereka akan membawa kasus itu ke jalur hukum.
"Dengan kerendahan hati, segera Kiai Ma'ruf mengklarifikasi dan meminta maaf. Seandainya 8 hari dari sekarang tidak ada respon, maka akan kami membawanya ke jalur hukum," paparnya.
Menurutnya, meski memiliki kekurangan, kaum disabilitas layak diperlakukan sama dengan masyarakat pada umumnya.
"Warga disabilitas adalah sama, memiliki integritas kepada negara yang kita cintai," pungkasnya.
Adapun aksi ini buntut dari pernyataan Kiai Ma'ruf yang menyebut 'budek dan buta'. Saat hadir di deklarasi relawan di kawasan Cempaka Putih beberapa waktu lalu, Kiai Ma'ruf melontarkan pernyataan tersebut kepada pihak-pihak yang tak melihat kinerja Presiden Joko Widodo selama empat tahun menjabat sebagai presiden. (Kricom)