[PORTAL-ISLAM.ID] SEPENGGAL CERITA SONTOLOYO & GENDERUWO
Si Sontoloyo belakangan ini susah tidur. Ia merasa dikejar-kejar janji ke para korban gempa yang sudah terima buku rekening bernilai puluhan juta, tapi tak ada uangnya.
Kas desa memang posisinya kosong melompong. Menunggu bu bendahara cari utangan lagi. Tapi Sontoloyo sudah keburu gagah-gagahan bikin janji sana sini. "Duitnya ada..!", begitu dulu sesumbarnya, "Tinggal mau bohong atau tidak..!" Akibatnya sekarang Sontoloyo berhalusinasi sedang dikejar hantu.
Merasa terganggu, mulut Sontoloyo pun berkali-kali menyemburkan segayung air kolam yang telah dibacai Alfatekah ke tubuh hantu yang menurutnya berwujud Genderuwo itu. Tapi usaha itu gagal total, wong bacaannya salah.
Karena takut Genderuwo marah, Sontoloyopun kabur naik Esemka sambil teriak 'Laa kalaw kalaw kata!'. Maksudnya memang ia berdoa. Tapi, byuuurr..! Sontoloyo dihantam roket ciptaannya sendiri yang terbang nyungsep. Iapun terpental, terlempar, dan jatuh terkapar di tengah lautan garam impor.
Tak mau terlihat lemah, buru-buru Sontoloyo bangun. Dikibaskannya kotoran dari celana hitam pencitraan seharga 150 ribu, dan sepatu sneakers 2 jutanya. Pringas-pringis sebentar, lalu Sontoloyo ngebut naik traktor yang pernah diberikan ke petani untuk difoto, tapi cepat-cepat diambilnya lagi.
"Kung kong.. kung kong..", Sontoloyo membunyikan klakson traktornya saat masuk ke jalan tol berbayar yang baru dia resmikan. Eeh, baru juga jalan sebentar, tiang penyangga infrastruktur ambruk. Terpaksa lagi-lagi Sontoloyo nyungsep.
Untung saja ia tak tersengat peralatan listrik di kolong jalan, yang tarif per Kwh nya baru saja ia naikkan. Tubuh Sontoloyo merosot ke dalam timbunan berton-ton gula impor, disaksikan ribuan petani tebu dari tepian megahnya infrasruktur yang berwajah memelas, karena gula hasil panenannya tak laku di gudang.
Khawatir terjadi sesuatu pada dirinya, Sontoloyo pun meninggalkan traktor. Ngibrit naik chopper. Berbelok-belok melewati bendungan buatan EsBeYe, dan menelusuri persawahan tempat dirinya pernah syuting.
Sontoloyo makin ngegas saat di jalan ketemu barisan guru honorer berwajah penderitaan. Dan ia pun kian kalap melakukan jumping, ketika di tanjakan melihat iring-iringan pembawa keranda jenazah petani Kendeng yang mati saat berjuang menyemen kakinya di depan istana.
Sontoloyo menggigil di atas chopper seharga ratusan juta, akibat badannya basah oleh keringat dingin. Sudah tak tahan lagi, ia memaksa ngetril masuk ke arena olahraga terdekat yang bersuara riuh. Meski ongkos adegan ngetril itu bernilai miliaran rupiah, ia rela. Ia pura-pura lupa bahwa duit sebanyak itu bisa membeli berton-ton makanan untuk anak-anak stunting.
Tapi ternyata acara olahraga itu sudah tutup lama. Yang terdengar itu adalah hingar bingar suara konser grup musik dari luar negeri di stadion sebelah. "Tak apalah. Daripada mendengar jeritan pilu para guru, lebih baik aku sembunyi disini dan ikut bernyanyi seru..!" Begitu pikirnya.
Sontoloyo pun menuju ke tempat konser. Bermaksud ingin menenangkan diri, ia melipir ke belakang panggung. Berlindung dari kejaran wajah-wajah rakyat yang teraniaya oleh janjinya. Para penagih janji itulah hantu-hantu yang ia takuti.
Sontoloyo ingat, ia pernah menyamar sebagai tukang tambal ban, tukang becak, tukang bakso, penyapu jalan.. Mungkin kostum-kostum kumal masa lalunya itu perlu dicari lagi. Supaya tidak dikenali, tak ditagih janji, maka sebaiknya ia menyamar sebagai rakyat jelata.
Tapi baru saja bokongnya ketemu lantai dan napasnya mulai teratur, tiba-tiba Sontoloyo ditampol oleh Cersei Lannister. Wajah gantengnya membuat Sontoloyo dikira Jaime Lannister, kakak kandung sekaligus pasangan incest Cersei.
Kontan Sontoloyo merasa lega. Ia merasa berada di tengah sesamanya. Maklum, di Game of Thrones, kaum Elji, kaum zombie macam White Walkers, dan Sansa Stark yang menyajikan tubuh mantan suaminya untuk makanan Anjeng-nya, adalah kawan-kawan seideologinya.
Untuk sementara ini, Sontoloyo bisa beristirahat dari episode Battle of the Bastards. Pertarungan dan perebutan kekuasaan di dalam kubunya sendiri. Ia merasa nyaman, dan pulas tertidur di panggung bebatuan tengah kolam.
Sambil mendengkur Sontoloyo bermimpi jalan-jalan ke Arab, menemui sang Raja dan memohonkan ampun untuk para intel ungud. Sontoloyo memang mau berbuat apapun agar menang dari lawannya. Apapun. Karena berdasarkan ramalan pengumbar kata 'asu' dari Boyolali, jika mau selamat maka tahun depan ia harus bisa menduduki kursi The Iron Throne.
(by AGI BETHA)
Sumber: fb penulis