[PORTAL-ISLAM.ID] Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD) Andi Arief mengatakan upaya represif terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab malah membuatnya semakin mendapat simpati dari umat Islam.
"Habib Rizieq ini orang biasa di tahun 1999 yang tumbuh besar karena sebagian besar orang mencacinya. Kalau habib Rizieq terus menerus dicaci dan direpresi dengan berbagai cara, maka kalau semakin dapat simpati dan tempat di hati umat muslim, maka siapa yang salah?" tutur Andi melalui akun Twitter-nya, Kamis (8/11/2018) malam.
Habib Rizieq ini orang biasa di tahun 1999 yang tumbuh besar karena sebagian besar orang mencacinya. Kalau habib Rizieq terus menerus dicaci dan direpresi dengan berbagai cara, maka kalau semakin dapat simpati dan tempat di hati umat muslim, maka siapa yang salah?— andi arief (@AndiArief__) 8 November 2018
Di sisi lain, Andi menuturkan, para pendukung Habib Rizieq akan semakin membenci mereka yang mencaci Habib Rizieq. Hal ini disebutnya justru akan makin memicu perpecahan.
"Bukan hanya Habib Rizieq akan makin besar karena seringnya dicaci dan dikerjai, tapi bisa menanamkan kebencian pada pendukungnya terhadap mereka yang kini tiap hari memberikan sumpah serapah pada Habib Rizieq. Kita ini bangsa apa?" ujarnya.
Bukan hanya Habib Rizieq akan makin besar karena seringnya dicaci dan dikerjai, tapi bisa menanamkan kebencian pada pendukungnya terhadap mereka yang kini tiap hari memberikan sumpah aerapah oada Habib Rizieq. Kita ini bangsa apa?— andi arief (@AndiArief__) 8 November 2018
"Apa tidak bisa dihentikan saling menghujat itu?" ia menambahkan.
Bagi Andi, saat ini ada hal yang lebih darurat untuk dikerjakan ketimbang saling menghujat. Yakni, memperbaiki kondisi ekonomi.
"Rakyat makin sulit secara ekonomi, tapi kok kampanye pilpresnya berbau benturan antar dan intra agama. Apakah kita bangsa kaleng?"
Terlepas dari itu, Andi meminta ada penyelesaian kasus Rizieq Shihab yang sejauh ini masih berada di Arab Saudi.
"Pertanyaannya, mau sampai kapan Habib Rizieq tinggal di Arab Saudi? Sebenernya Habib yang tidak mau pulang atau Jokowi yang melarang Habib pulang? Antara Habib dan pemerintah Jokowi pasti ada salah satu yang benar," ucap mantan aktivis '98 ini.
Andi juga menengarai mereka yang kerap men-cap lawan politik dengan stempel ISIS hakikatnya mengidap Islamophobia.
"Kalau ada yang berupaya memberi stempel ISIS pada lawan politiknya, pelakunya gak jauh-jauh pasti yang sekarang lagi paranoid dengan Islam yang telah jadi gerakan melawan ketidakadilan dan juru bicara melawan kemiskinan," tutur Andi.
"Saya bukan pengikut Habib Rizieq, tapi saya ingatkan bahwa akar ideologi Habib Rizieq adalah perjuangan kelas, mengorganisir dan perjuangkan rakyat miskin perkotaan. Ormas Islam sebagai pilihan itu semata karena saat ini dirasakan nyaman. Siapa yg masih memikirkan orang miskin?" kata Andi.
"Pilihan mencaci Habib Rizieq hantam kromo bisa menimbulkan reaksi balik. Sebab dari pengalaman gerakan, Habib Rizieq membangun organisasi perlawananya di akar rumput. Cara konvensional yang tak tergantikan dan mudah menumpahkan masa," tutup Andi.
Apa tidak bisa dihentikan saling menghujat itu?— andi arief (@AndiArief__) 8 November 2018
Rakyat makin sulit secara ekonomi , tapi koq kampanye pilpresnya berbau benturan antar dan intra agama. Apakah kita bangsa kaleng?— andi arief (@AndiArief__) 8 November 2018
Pwrtanyaannya, MAU sampai kapan Habib Rizieq tinggal di Arab Saudi. Sebenernya Habib yang tidak mau pulang atau Jokowi yang melarang Habib pulang. Antara Habib dan pemerintah Jokowi pasti ada salah satu yang benar.— andi arief (@AndiArief__) 8 November 2018
Kalau ada yang berupaya memberi stempel ISIS pada lawan politiknya, pelakunya gak jauh-jauh pasti yang aekarang lagi paranoid denga Islam yang telah jadi gerakan melawan ketidakadilan dan juru bicara melawan kemiskinan.— andi arief (@AndiArief__) 8 November 2018
Kalau mau jernih melihat Indonesia saat ini: agama jadi isu politik sstelah orang dan partai yang ingin berkuasa atas nama kemajemukan menggunakan taktik menyerang figur2 politik agama tertentu sebagai common enemy.— andi arief (@AndiArief__) 8 November 2018
Saya bukan pengikut Habib Rizieq, tapi saya ingatkan bahwa akar ideologi habib rizieq adalah perjuangan kelas, mengorganisir dan perjuangkan rakyat miskin perkotaan. Ormas Islam sebagai pilihan itu semata karena saat ini dirasakan nyaman. Siapa yg masih memikirkan orang miskin?
— andi arief (@AndiArief__) 9 November 2018
Hentikanlah saling caci. Perbaiki keadaan. Pilihan mencaci Habib Rozieq hantam kromo bisa menimbulkan reaksi balik. Sebab dari pengalaman gerakan, Habib Rizieq membangun organisasi perlawananya di akar rumput. Cara konvensional yang tak tergantikan dan mudah menumpahkan masa.
— andi arief (@AndiArief__) 9 November 2018