[PORTAL-ISLAM.ID] Ekonom senior yang juga mantan Menko Perekonomian, Dr. Rizal Ramli menyoroti persoalan Freeport.
Menurutnya, Indonesia tidak perlu mengeluarkan duit (apalagi dengan cara utang) untuk membeli 51% saham Freeport. Karena tahun 2021 kontrak karya Freeport habis dan otomatis dikembalikan ke pemerintah Indonesia gratis. Bukan seperti sekarang yang beli 51% saham seharga Rp 57,3 triliun pakai utang.
"Setiap kontrak karya yang habis berlakunya wajib dikembalikan ke RI. Untuk Freeport seharusnya berlaku pola yang sama, dikembalikan dulu 100% gratis ke Indonesia tahun 2021. Kontraktor bisa BUMN dengan Freeport/Rio Tinto. Tidak perlu dibeli 51% dengan ribet & uang pinjaman yang beresiko tinggi," kata Rizal Ramli yang juga mantan Menko Kemaritiman era Jokowi ini di akun twitternya, Senin (26/11/2018).
Setiap kontrak karya yg habis berlakunya wajib dikembalikan ke RI. Utk Freeport seharusnya berlaku pola yg sama, dikembalikan dulu 100% gratis ke Indonesia tahun 2021. Kontraktor bisa BUMN dgn Freeport/Rio Tinto. Tidak oerlu dibeli 51% dgn ribet &uang pinjaman yg beresiko tinggi.— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) 25 November 2018
SELENGKAPNYA twit Rizal Ramli (26/11/2018):
"Setiap kontrak karya yang habis berlakunya wajib dikembalikan ke pemerintah RI. Pak @jokowi menerima pengembalian Blok Mahakam dari Total Prancis tahun 2015 & Blok Rokan Riau dari Chevron, AS. Kemudian (setelah dikembalikan) (pemerintah) memberikan hak pengelolaanya kepada Pertamina. Langkah itu sangat tepat & bagus 👍."
"Setiap kontrak karya yang habis berlakunya wajib dikembalikan ke RI. Untuk Freeport seharusnya berlaku pola yang sama, dikembalikan dulu 100% gratis ke Indonesia tahun 2021. Kontraktor bisa BUMN dengan Freeport/Rio Tinto. Tidak perlu dibeli 51% dengan ribet & uang pinjaman yang beresiko tinggi."
"Kontrak pertama dengan Freeport di draft oleh US AID, diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Prof. Sadli alm. 🙏🙏"
"Kontrak kedua Freeport yang sangat merugikan Indonesia ditandatangani tahun 1991 oleh Ginanjar Kartasasmita, Mentri Pertambangan saat itu."
"Mengapa Indonesia banyak dirugikan oleh kontrak-kontrak dengan asing? Karena kontrak2 tsb didraft oleh orang asing seperti Kontrak Freefort 1 & 2, Letters of Intent (LOI) IMF. Pejabat yang katanya hebat2 bergelar Prof tinggal tanda tangan. Maaf, RR (Rizal Ramli) satu-satunya pejabat yang mendraft Revisi LOI thn 2001."
"RR yang pertama membuka patgulipat kontrak Freeport2 tahun 1996 pada saat GK (Ginanjar Kartasasmita) berkuasa. RR diperiksa Kejagung waktu itu, ratusan teman2 Papua demo mendukung RR. 🙂🙏".