(Prabowo bertemu Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Selasa 13 November lalu. Foto: anwaribrahim_my/IG)
[PORTAL-ISLAM.ID] Situasi Global saat ini yang menempatkan Indonesia dalam tantangan persaingan serta penempatan posisi penting dalam geopolitik luar negeri di Asia Tenggara, Asia Pasifik serta dunia.
Dalam memenuhi tantangan dan kemampuan menempatkan posisi strategis di dunia internasional, Indonesia tidak membutuhkan lagi pemimpin yang planga plongo ataupun pemimpin yang hanya bisa menjawab “bukan urusan saya”.
Percaturan konflik global serta peta persaingan di laut China selatan, membuat negeri ini tidak lagi membutuhkan sosok pemimpin yang bertipe “i don’t read what i sign” ataupun pemimpin yang sering berubah-ubah keputusannya seperti robot yang dikendalikan.
Negeri ini harus mampu memenuhi tantangan dan persaingan global dan tidak membutuhkan lagi sosok pemimpin bermental jongos pro asing dan aseng, yang membiarkan Tenaga Kerja Asing sebagai hasil kesepakatan utang dan berpikir mengedepankan impor ketika hasil petani berlimpah.
Kondisi perekonomian negeri kedepannya membutuhkan konsep ekonomi yang jelas, berdikari yang bukan oplosan, sehingga membuat negeri ini tidak lagi membutuhkan sosok pemimpin yang hanya bisa berpikir mengandalkan utang luar negeri demi pencitraan infrastruktur penuh ambisi yang mengorbankan nasionalisme, serta sosok pemimpin yang memberikan dan membiarkan kepemilikan saham bidang UKM 100 persen kepada kepemilikan Asing.
Terlalu banyak kegaduhan yang tidak jelas, ketidakadilan hukum yang sengaja ditegakkan, ataupun kriminalisasi yang ditebar untuk membungkam, semua terjadi karena negeri ini dipimpin oleh sosok pemimpin yang tidak memiliki ketegasan, tidak mampu bersikap mengedepankan kebenaran serta tidak mampu mengayomi semua golongan dan relawan.
Hal-hal diatas adalah soal keterbutuhan tentang sosok pemimpin kedepannya, bagaimana sosok pemimpin yang mampu memenuhi tantangan serta mampu berpikir taktis strategis demi kepentingan bangsa.
Dalam kontestasi yang hanya diikuti dua pasangan, dimana satu pasangan adalah sosok petahana yang sudah diketahui kebijakan dan karakternya memimpin, maka pilihan terbaik hanya pada sosok pasangan lainnya, pasangan yang masih segar (fresh) dan menawarkan wajah perubahan.
Soal Prabowo Subianto adalah bukan lagi soal keinginan untuk menjadikannya sebagai pemimpin, tetapi sudah seharusnya menjadi kebutuhan dengan melihat dan mempertimbangkan situasi yang dihadapi oleh negeri saat ini dan kedepannya.
Keterbutuhan pemimpin yang tegas, berjiwa negarawan dan mampu mengendepankan nasionalisme dalam berpikir dan bertindak, dan keterbutuhan itu jelas hanya ada pada sosok Prabowo Subianto dan bukan lagi pada sosok petahana yang sudah diketahui cara berpikir dan bertindak dalam memimpin.
Indonesia butuh sosok pemimpin seperti Prabowo, yang bukan lagi sekedar menjadi sebuah keinginan tambahan semata tetapi ini sudah menjadi kebutuhan yang memang tidak tergantikan lagi keberadaannya.
Prabowo Subianto bukan lagi soal keinginan ganti presiden tetapi sudah menjadi kebutuhan sosok pemimpin yang mampu menghadapi tantangan negeri yang lebih kompleks kedepannya, Indonesia yang adil makmur (Ekonomi yang mampu berdiri di kaki sendiri dengan mengedepankan keadilan dan kesejahteraan rakyat dan mampu menghadapi tantangan global).
Prabowo itu soal kebutuhan dan bukan lagi soal keinginan.
19-11-2018
(by bang dw)
Sumber: https://dw-opini.home.blog/2018/11/19/prabowo-bukan-lagi-soal-keinginan-tetapi-sudah-soal-kebutuhan/