Perlawanan dan pertempuran heroik di Surabaya 10 November 1945 --yang sekarang diperingati sebagai Hari Pahlawan-- melawan tentara sekutu yang dilakukan rakyat Indonesia yang digerakkan para ulama, kyai, santri dengan semangat Jihad Fii Sabilillah mengusir penjajah, oleh pihak Barat dicap sebagai "MUSLIM FANATICS".
Hal ini tertera dalam headline berita yang ditulis media Amerika, The New York Times, edisi 20 November 1945 dengan judul: "MOSLEM FANATICS FIGHT IN SURABAYA".
Ternyata kebiasaan Barat dan antek-anteknya mencap fanatik, radikal, fundamentalis, teroris terhadap pejuang muslim bukan hanya terjadi era sekarang, tapi sejak zaman bahula. Begitulah watak para penjajah kapan dan dimanapun.
Pertempuran Surabaya merupakan konflik bersenjata skala besar pertama antara Indonesia dan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pertempuran Surabaya dikenang sebagai Hari Pahlawan.
Bung Tomo memimpin pertempuran Surabaya dengan pekik TAKBIR membahana, menggetarkan nyali para tentara sekutu penjajah, mengusir setan-setan sehingga datang pertolongan dari Allah SWT.
Beruntung saat itu belum ada cebong, sehingga tak ada yang nyinyir dengan pekik Takbir Bung Tomo.
Berikut rekaman suara TAKBIR BUNG TOMO YANG MENGGENTARKAN PENJAJAH..