Oleh: Fahri Hamzah
Masih di antara kejadian yang ada; sejak pemilihan Ketum MUI (KH Ma'ruf Amin) sebagai cawapres, sampai pemilihan lawyer yang politisi Islam (Prof Yusril Ihza Mahendra) sebagai PENASEHAT hukum adalah ikhtiar petahana untuk tidak lagi nampak #AntiIslam atau mengidap #Islamophobia. Apapun itu perlu dihargai tepi apakah serius?
Selain adalah hak setiap orang untuk memilih, Ketum MUI dan Ketum PBB juga punya peran simbolik. Peran simbolik ini di satu sisi seperti penting bagi petahana tapi peran simbolik itu harus dibuktikan apakah secara substantif pemerintah memang berubah.
Ini memang tahun politik, semua gerak tokoh akan diberi makna politik. Tapi, kepentingan kita adalah bersaksi apakah pemerintah telah menyadari kesalahannya dan 2 langkah besar itu (merekrut Ketum MUI dan Ketum PBB) dilakukan sebagai koreksi total. Jika bukan koreksi total sayang sekali.
Kita berkepentingan agar di masa depan tidak ada lagi pemerintahan yang menjadi pencipta konflik dan suasana keruh di antara warga negara. Dan kedua kandidat (Jokowi-Prabowo) sedang diuji siapa yang betul-betul paham bahwa kemampuan negara untuk membuat aman sama dengan kemampuannya bikin kacau.
Tapi, saya mengkritik dua langkah terakhir pemerintah dalam menangani pembakaran bendera dan penanganan HRS di Saudi. Mohon maaf kalau saya mengatakan bahwa pemerintah tidak punya PENASEHAT hukum yang baik selama ini.
Nah sekarang, coba tanya PENASEHAT Hukum yang baru, saya yakin beliau akan koreksi sikap pemerintah. Sikap Prof YIM selama ini, dalam pengertian saya, bertentangan dengan keputusan yang diambil oleh pemerintah. Itukan sebab ya beliau menjadi lawyer HTI, dll.
Kemampuan Prof YIM selama ini yang tidak saja sering menang di pengadilan umum bahkan di peradilan Konstitusi, di MK akan diuji apakah beliau “direkrut” untuk kepentingan simbolik petahana atau kepentingan yang nyata? Kita lihat adanya apakah beliau “dipakai” atau “dipajang”?
Semua akan segera nampak sehingga kita akan tahu bahwa petahana akan sekedar mengulur waktu atau memang mau menyelesaikan masalah dengan “ummat Islam” yang belum selesai. Mari kita menonton. #AntiIslam #Islamophobia. Sekian.
(Dari twitter @Fahrihamzah 08-11-2018)