[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA, atau dikenal dengan Din Syamsuddin meminta aksi-aksi terkait pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, Jawa Barat, yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat, tidak perlu disikapi secara sinis.
Hari ini, di Jakarta, sejumlah kelompok massa yang diinisiasi Persaudaraan Alumni 212, menggelar Aksi Bela Islam Jilid II atau Aksi 211 menanggapi pembakaran bendera di Garut.
"Aksi bela tauhid, aksi ini, bela itu, sah adanya, tak perlu disikapi secara sinis," kata Din di sele mengisi seminar Pekan Pancasila di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat, 2 November 2018.
Menurut Din, semua ekspresi dari kelompok mana pun adalah sah. Sebab, dia melanjutkan, konstitusi Indonesia menjamin adanya kebebasan berpendapat atau freedom of expression itu.
"Yang penting kebebasan untuk berpendapat itu tak terjebak dalam aksi kekerasan, anarkisme, apalagi menebar permusuhan sesama kelompok. Itu sah," ujar mantan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Kabinet Jokowi itu.
Din mengimbau kepada masyarakat yang mengikuti aksi bela tauhid, agar tetap menjaga perdamaian dan membawa niat yang baik. "Jangan dilaksanakan yang tidak baik, perlu memperhatikan etika keadaban. Saya kira aksi itu sah adanya apalagi menyangkut tauhid, itu penting,” ujarnya.
Setelah peristiwa pembakaran bendera di Garut, Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar pertemuan bersama ormas-ormas Islam. Din mengatakan, dirinya hadir dalam pertemuan itu.
Din menuturkan, dalam pertemuan tersebut, pihak dari Barisan Serbaguna(Banser), Gerakan Pemuda Ansor, termasuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sudah meminta maaf atas kegaduahan yang muncul dari peristiwa tersebut.
“Dari Banser, Ansor, PBNU kan sudah meminta maaf, ya perlu diberi maaf. Saya kira kasus itu sudahlah, sebagai kesalahan jangan sampai terjadi lagi,” ujarnya. [Tempo]