[PORTAL-ISLAM.ID] Penolakan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie terhadap peraturan daerah (Perda) Syariah dinilai sebagai bentuk rasa frustrasi pada kenyataan elektabilitas PSI yang nol koma dan terancam tak lolos Senayan.
"PSI kelihatannya dibentuk untuk Islamophobia mendapat gelanggang. Juga tidak serius duduk di Parlemen," ungkap Andi Arief, Selasa (13/11), seperti dilansir RMOL.
"Cukup realistis, tidak besar pasar dari tiang," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu.
Andi menjelaskan, dulu Partai Rakyat Demokratik (PRD) dibentuk untuk membuka demokrasi, tidak disiapkan duduk di Parlemen.
"PRD berhasil membuka demokrasi, PSI memperbesar ketegangan. Ini pendapat saya pribadi. Anak muda berkumpul itu kekuatan. Tetapi kalau salah asuhan, maka muda adalah sia-sia," ujar mantan pentolan PRD yang dulu aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) ini.
Kata Andi, takut pada Perda Syariah itu contoh salah asuhan. Bagaimana mungkin anak-anak muda dicekoki sejarah yang salah soal kekhususan Papua dan Aceh.
"Ada kecenderungan yang kontradiktif, di satu sisi menginginkan kebebasan yang seluas-luasnya. Di sisi lain berupaya melarang sebesar-besarnya. Kami boleh bebas, tetapi anda tidak boleh, nanti jadi syariah. Mungkin dulu Belanda juga bilang pada kaum pergerakan hal yang sama," demikian Andi Arief. [RMOL]
