(Panggung festival pesona Palu hancur diterjang Tsunami. Foto: Kompas)
[PORTAL-ISLAM.ID] PALU - Rupanya, gempa dan tsunami yang melanda wilayah Palu, Jumat (28/9/2018) kemarin, bertepatan dengan acara Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018.
Helatan tahunan ini rencananya digelar selama tiga hari, yaitu mulai 28 hingga 30 September 2018.
Festival Pesona Palu Nomoni dipusatkkan di sepanjang pesisir Teluk Palu, mulai dari depan area Hotel Wina hingga Swiss Bell Hotel.
Dilansir dari festival-indonesia.id, FPPN akan menampilkan aneka suguhan seni dan budaya.
Berbagai kegiatan olahraga juga digelar untuk turut menyemarakkan festival tahunan ini.
Antara lain lomba marathon internasional, kompetisi renang menyeberangi Teluk Palu dan lomba balap perahu tradisional sandeq.
Selain itu, dalam festival tersebut digelar sejumlah ritual adat Balia dari suku Kaili.
Satu di antaranya ritual Pompoura (Tala Bala’a), yaitu ritual menginjak-injak bara api oleh masyarakat Kaili yang dipercaya bisa mengusir penyakit.
Suku Kaili adalah satu suku yang mendiami sebagian besar wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Nama Nomoni yang melekat pada acara ini juga diambil dari bahasa suku Kaili, yang berarti bergema.
FPPN Tahun 2018, ditargetkan mampu menyedot 800 ribu wisatawan dengan 500 ribu di antaranya merupakan wisatawan mancanegara.
Acara yang sudah dirancang sejak jauh-jauh hari tersebut, akhirnya batal digelar.
Panggung megah dan euforia rayakan festival tahunan ini justru berganti dengan banjir air mata warga Palu lantaran diguncang gempa dan tsunami di hari pertama festival.
Bahkan arena Festival Pesona Palu Nomoni masuk dalam satu di antara tempat di Palu yang paling terkena dampak gempa.
BNPB bahkan menyebut, bila puluhan hingga seratusan orang pengisi acara Festival Pesona Palu Nomoni belum diketahui nasibnya.
Sebagian besar dari mereka adalah para penari.
(Panggung Festival Pesona Palu Nomoni sebelum terjadi Tsunami. Diposting Wakil Walikota Palu Pasha Ungu di IG)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, para pengisi acara Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 yang digelar di Kota Palu, belum diketahui nasibnya pasca gempa.
Gempa bumi mengguncang wilayah Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Gempa berkekuatan 7,4 SR ini memicu tsunami yang terjadi di Pantai Donggala dan Pantai Talise, Palu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut, jumlah korban meninggal dunia sampai hari Minggu (30/9/2018) mencapai 832 orang.
Kemungkinan jumlah itu masih akan terus bertambah karena hingga saat ini, proses evakuasi masih terus dilakukan dan belum seluruh daerah terjangkau petugas.
Sumber: TravelTribunnews
***
Seorang warga Mas Pupung memberi komentar di situs TravelTribunnews terkait berita tsb:
"Acara nomoni salah satunya ada acara larung sesajen, penyembelihan hewan kepada selain Allah. Inilah sebab sesungguhnya terjadinya gempa dan tsunami. Maka sadarlah para pelaku kesyirikan, bahwa apa yg mereka lakukan harus membayar mahal, dengan kerusakan yg dasyat, kerugian yg sangat besar, itu semua akibat dr menyekutukkan Allah. Semoga Allah mengazab para pelakunya dan menjadikan orang2 syahid bagi korban yg meninggal dlm keadaan mentauhid kan Allah. Dan Allah berikan kesabaran kepada para korban yg masih hidup. Dan semoga Allah mudahkan masyarakat palu secara khusus utk membangun kembali kotanya. Dan menjadikan pelajaran kejadian musibah tersebut, dan bertobatlah kita semua atas dosa2 kita."
Wallahu a'lam.