[PORTAL-ISLAM.ID] Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro menanggapi usulan Timses Prabowo-Sandiaga untuk melakukan debat capres cawapres Pilpres 2019 di sejumlah universitas atau kampus.
Menurut Siti, hal tersebut merupakan ide inovatif dan harus bisa direalisasikan pada debat capres cawspres nanti.
"Itu bagus, itu brilian. Tanggung jawab moral capres cawapres akan bertambah, dan ini (debat capres cawapres di kampus akan buat mereka) segen kan," ujar Siti di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/10/2018).
Menurut Siti, hal tersebut juga akan ada beban moral tersendiri jika sampai terlaksana. Pasalnya, debat tersebut dilakukan di kampus dan dihadapan para akademisi yang memang cara berpikirnya kritis.
"Kalau ada calon pemimpin diberikan suatu panggung di kampus otak ini langsung lain. Karena saya sebagai profesor, peneliti juga setiap kali berbicara (di kampus) punya tanggung jawab moral," ujar dia.
"Pasangan calon secara politik ingin menang tapi dia akan dikendalikan untuk mempertanggungjawabkan ke audiens yang ada di situ (kampus). Itu bagus dan gak apa-apa," sambungnya.
Lebih jauh Siti berpendapat, debat capres cawapres di kampus akan memberikan nuansa dan nilai-nilai yang baru agar para calon pemimpin memiliki akuntabilitas yang baik.
Ia menilai, selama ini debat capres cawapres terkesan monoton maka dari itu harus ada inovasi-inovasi yang tentunya tidak menyalahi aturan yang ada.
"Iya itu (debat hanya menghadirkan pendukung) udah biasalah, jamak, teriak yel-yel ujung-ujungnya ribut. Menurut saya (debat di kampus) ini bagus dan sesuatu yang baru," ujar dia.
Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengusulkan agar debat calon presiden dan wakil presiden tidak digelar di hotel, seperti pada periode sebelumnya. Dia mengusulkan agar debat capres dan cawapres digelar di kampus.
"Kami mengusulkan debat capres yang digelar oleh KPU RI digelar di kampus terpilih," ujar Dahnil kepada Kompas.com, Sabtu 21 Oktober 2018.
Menurut Dahnil, debat dapat diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yang bebas berdialog dan menguliti semua visi-misi kandidat.
Selain itu, menurut Dahnil, acara debat capres dan cawapres sebaiknya tidak perlu menghadirkan para pendukung. Menurut dia, usulan tersebut membuat penyelenggaraan debat lebih ekonomis dan efisien.
Sumber: Teropong Senayan