[PORTAL-ISLAM.ID] Kita bisa bersyukur dan bernapas lega ketika drama yang dibangun oleh Ratna Sarumpaet, yang nyaris membuat kita saling berprasangka buruk dengan keras, berakhir dengan cepat dan damai.
Berbagai persekusi yang kerap terjadi atas kelompok yang beroposisi kepada pemerintah telah membuat emosi terpancing begitu mudah. Serta merta amarah itu bangkit dalam berbagai bentuk aksi solidaritas yang intinya menolak pemukulan atas Ratna Sarumpaet. Padahal pemukulan itu tidak pernah ada. Yang ada hanyalah drama yang dibangun karena rasa malu atas hasil sementara dari tindakan operasi plastik.
Pertama, kita patut berterima kasih kepada Polri yang telah membuat investigasi yang sangat baik. Berbagai informasi berhasil dimunculkan dengan akurat untuk mematahkan semua logika cerita fiktif Ratna Sarumpaet. Polri bisa dengan sangat argumentatif menunjukkan apa yang terjadi pada selang waktu yang diceritakan sebagai masa-masa perawatan atas pemukulan adalah kebohongan. Argumentasi yang membuat Ratna Sarumpaet tidak punya pilihan lain kecuali mengakui semua sandiwara kebohongannya. Terima kasih Polri!
Kedua, kita patut berterima kasih kepada Prabowo Subianto yang dengan jiwa besar segera meminta maaf kepada publik atas sikapnya yang tidak cermat dalam kasus kebohongan ini. Sekian lama berjalan seiring dengan Ratna Sarumpaet menyebabkan Prabowo menjadi kehilangan ketelitian untuk terlebih dahulu menguji keabsahan cerita. Sehingga lalai menguji detail kronologis kebohongan, abai dengan meminta bukti-bukti jika pemukulan memang terjadi dan abai dengan fakta akun twitter Ratna Sarumpaet yang nyatanya tetap aktif dan tetap galak pada masa-masa yang disebutnya tertekan dalam ketakutan.
Selanjutnya mari kita hormati apa keputusan Polri atas proses investigasi mereka. Apakah akan melakukan proses hukum atau merekomendasikan rehabilitasi kejiwaan atas diri Ratna Sarumpaet, biarkan itu menjadi wewenang Polri.
Perlu kerjasama juga tentunya dari pihak Prabowo Subianto dan pihak-pihak lainnya sebagai saksi yang telah menjadi korban kebohongan dari cerita pemukulan Ratna Sarumpaet. Kasus ini telah mendidik kita untuk senantiasa waspada dan kritis menguji validitas ketika menerima informasi. Hoax memang harus ditolak dan jangan diberi ruang dalam negara ini.
Penulis: Teuku Gandawan