[PORTAL-ISLAM.ID] PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 18,48 triliun. Kinerja ini lebih buruk ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya di mana perusahaan mencatatkan laba bersih Rp 3,05 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, kerugian PLN ini disebabkan karena pertumbuhan beban yang lebih tinggi ketimbang pendapatan perusahaan, dan juga selisih kurs.
Pada kuartal III-2018, jumlah pendapatan usaha mencapai Rp 200,92 triliun atau naik 6,94% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 187,88 triliun.
Adapun jumlah beban usaha mencapai Rp 224,01 triliun atau naik 12% dari sebelumnya Rp 200,3 triliun. Beban terbesar masih berasal dari beban bahan bakar dan pelumas yang naik dari Rp 85,28 triliun menjadi Rp 101,88 triliun.
PLN juga menderita pembengkakan kerugian karena selisih kurs. Jika pada kuartal III-2017 rugi dari selisih kurs mencapai Rp 2,23 triliun menjadi Rp 17,33 triliun.
Adapun aset PLN pada sembilan bulan ini sebesar Rp 1.366,42 triliun. Angka ini di atas total aset pada akhir Desember 2017 sebesar Rp 1.334,96 triliun.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan kerugian yang dialami PLN sebatas kerugian buku dengan beralasan secara operasional perusahaan masih baik-baik saja. "Pembukuan ada ruginya tapi tidak mengganggu investasi kita," kata dia di DPR pekan lalu.
Sumber: CNBCIndonesia