[PORTAL-ISLAM.ID] Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta mengancam akan mematikan mesin partainya di Ibu Kota terhadap pemenangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menekankan hampir seluruh kader, terutama kader muda PKS DKI Jakarta mengancam akan melakukan hal tersebut jika posisi Wakil Gubernur DKI yang ditinggalkan Sandiaga Uno hampir tiga bulan itu tidak diberikan kepada partainya.
"Hampir seluruh kader PKS kecewa, terutama anak-muda PKS. Kader-kader itu mengancam akan matikan mesin partai untuk Prabowo-Sandi jika janji Gerindra soal Wagub DKI tidak dipenuhi," kata Abdurrahman kepada CNNIndonesia.com, Senin (29/10/2018).
Menurut Abdurrahman, kader-kader PKS Jakarta tetap akan memegang janji Gerindra yang akan menyerahkan posisi wakil Anies Baswedan di Jakarta kepada partainya. Terlebih, keputusan 'tingkat tinggi' yang dihasilkan oleh Gerindra dan PKS memutuskan agar koalisi bergerak memenangkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 dan kursi Wagub DKI diserahkan kepada PKS.
"Jadi itu hasil keputusan tingkat pusat atau tingkat tinggi. Menangkan Prabowo-Sandi dan Wagub DKI untuk PKS. Itu janjinya," kata Abdurrahman.
Atas dasar itu, Abdurrahman mengaku wajar jika kader sampai di tingkat ranting sudah banyak yang kecewa karena faktanya sampai hari ini Gerindra DKI di bawah pimpinan M Taufik masih bersikukuh untuk menyodorkan kadernya menjadi wakil Anies empat tahun ke depan. Walau tidak terpublikasikan secara luas di media, namun emosi kader sudah semakin tidak terbendung.
"Kader PKS sudah kesal, kok urusan Wagub DKI saja tidak bisa komitmen karena awalnya yang dijanjiin PKS. Kekesalan itu diarahkan ke Gerindra," ungkap Abdurrahman.
Abdurrahman menambahkan jika masalah Wagub DKI ini terus terulur, maka nuansa koalisi Gerindra-PKS dari Jakarta hingga pusat dipastikan akan rusak. Selain itu, pelayanan terhadap umat, terkhusus warga DKI akan terbengkalai.
Dua faktor itu, kata Abdurrahman, yang membuat kader PKS semakin risih. Pasalnya, mereka berfikir kontribusi PKS terhadap kemenangan Anies-Sandi mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sudah total.
Penetapan Wakil Gubernur DKI butuh dua tanda tangan partai pengusung. Abdurrahman pun memprediksi perdebatan masih akan terus terjadi, bahkan seperti prediksi banyak pihak, yakni usai gelaran pilpres 2019 usai.
"Jadi sekarang tergantung Gerindra. PKS sudah selesai, karena tinggal selesaikan apa yang sudah dijanjikan. Kita sudah punya dua nama, Agung Yulianto dan Ahmas Syaikhu," ujar Abdurrahman.
Minta Prabowo Tidak Ingkar Janji
Abdurrahman mengatakan kecaman keras tak hanya datang dari kader. Ketua Umum DPW PKS DKI Jakarta, Sakhir Purnomo, kata dia, juga sudah mendesak Prabowo agar menunaikan janji partainya untuk memberikan kursi Wagub DKI ke Gerindra.
Menurut Abdurrahman, desakan itu masuk akal. Pasalnya, untuk urusan tingkat daerah seperti Jakarta, PKS berani keras terhadap calon yang diusungnya. Ia mencontohkan PKS melakukan evaluasi ketat terhadap sejumlah janji yang sudah dilakukan Anies selama setahun. Apalagi, Prabowo yang akan menjadi pemimpin dalam lingkup nasional.
"Kalau mau jadi presiden atau pemimpin tingkat nasional harus bisa tunaikan janji yang diberikan. Tingkat daerah aja kita tagih, apalagi nasional. Lagian jenderal itu pantang ingkar janji," tegas Abdurrahman.
Pada September lalu, mantan calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu mengklaim Prabowo telah menyerahkan posisi Wakil Gubernur DKI kepada PKS.
"Pak Prabowo juga sudah menyerahkan ke PKS," kata Syaikhu saat dikonfirmasi, Kamis (20/9).
Syaikhu menyebut sebenarnya proses pengisian jabatan wagub tersebut sudah berlangsung sejak lama di internal PKS.
Karena Prabowo telah menyerahkan ke PKS, kata Syaikhu, PKS pun langsung melakukan seleksi di kalangan kadernya.
Seleksi dilakukan untuk mencari siapa kader yang paling tepat untuk duduk di kursi DKI 2.
"Lalu muncul nama saya dan Pak Agung Yulianto (Sekretaris Umum DPW PKS DKI)," ujarnya.
Sumber: CNNIndonesia