[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden Joko Widodo akhirnya mengaku kalau dirinya sedang marah hingga akhirnya keceplosan sehingga keluar istilah politikus sontoloyo, saat membagikan lima ribu sertifikat tanah di Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Selasa 23 Oktober 2018.
Soal sontoloyo itu, kembali dijelaskan oleh Jokowi saat Peresmian Pembukaan Pertemuan Pimpinan Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Seluruh Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, Rabu 24 Agustus 2018.
Ia menjelaskan, awalnya Indonesia sudah tak ada masalah lagi. Ibarat nilai dalam akademik, Indonesia mendapat A atau sempurna. Tetapi, justru hal itu rusak ketika dimulai saat kontestasi politik baik pilbup, pilwalkot, pilgub, hingga pilpres.
"Sebetulnya dimulai dari urusan politik yang sebetulnya setiap lima tahun pasti ada. Dipakailah yang namanya cara-cara politik yang tidak beradab, tidak beretika, bertatakrama Indonesia," jelas Jokowi dalam sambutannya.
Banyak yang menggunakan cara-cara adu domba, fitnah, dan politik memecah belah. Itu dilakukan, kata Jokowi, hanya untuk merebut sebuah kekuasaan.
"Dihalalkan. Nah, dimulai dari sini. Sehingga muncul kalau saya sampaikan ya sedikit masalah yang sebetulnya sudah berpuluh tahun tidak ada masalah. Inilah kenapa kemarin saya kelepasan, saya sampaikan politikus sontoloyo, ya itu," jelas mantan Gubernur DKI itu.
Jokowi itu juga mengakui, saat itu dirinya sedang emosi,s edang tidak bisa menahan diri Meski dalam banyak kesempatan, ia mengaku masih bisa menahan.
"Jengkel saya. Saya enggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena sudah jengkel ya keluar. Saya biasanya ngerem tapi sudah jengkel ya bagaimana," kata Jokowi, seperti dilansir Viva.
Warganet pun bercuit mengenai hal ini.
Kita kesel 4 thn ini ga sampe nyebut sontoloyo...palingan "kodok", "mukidi", "mulyono"...— Jempol Casper (@fatinpane) October 24, 2018