[PORTAL-ISLAM.ID] Saat rupiah makin terpuruk, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah konkret untuk mengendalikan pengeluaran devisa. Di saat yang sama, harus ada upaya serius untuk mendapatkan devisa.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati.
“Mengejar dollar. Jadi di satu sisi ada penghematan dollar, disisi lain juga ada upaya serius untuk memburu dollar,” kata Enny dalam sambungan telepon pada Kamis 4 Oktoner 2018 lalu.
Enny pun menyoroti kebijakan pemerintah yang telah lalu. Dia menilai beberapa kebijakan pemerintah yang harusnya produktif dan bersifat memperbaiki kondisi justru menjadi kontraproduktif. Salah satu contohnya adalah kebijakan pengendalian impor.
Seperti yang diketahui, pemerintah melalui kementerian keuangan mengeluarkan PMK untuk pengendalian impor 1.147 item. Enny menyebut hal itu justru tidak produktif.
“Nah ternyata, malah banyak yang kontraproduktif karena kita langsung direspon dengan retaliasi (pembalasan) perdagangan dari mitra-mitra dagang kita. Sehingga upaya kita untuk memburu dolar malah mendapat semakin banyak rintangan,” paparnya.
Sementara, pengendalian impor yang ditetapkan juga belum tentu efektif. Menurut Enny, hal ini dikarenakan item impor Indonesia lebih banyak berupa bahan baku, energi, pangan.
“Kebijakan pengendalian impor dengan menaikkan PPH 22 dan sebagainya, tentu akan berdampak pada kenaikan harga-harga yang berbasis impor,” ujar Enny.
“Jadi, ini kan justru kebijakan yang bikin blunder. Jadi bukannya memperkuat justru malah menimbulkan kegaduhan,” pungkasnya.
Sumber: Swamedium