[PORTAL-ISLAM.ID] Bencana gempa disertai tsunami yang menimpa Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 28 September 2018 menjadi perhatian media internasional. Tak hanya memberitakan kondisi korban pasca gempa dan upaya warga saat berjuang untuk mencari makanan dan air, media asing juga menyoroti secara khusus adanya penjarahan yang terjadi pada pusat perniagaan dan pusat perbelanjaan yang tak berpenjaga sejak terjadinya gempa.
Salah satu media asing yang meliput berita mengenai penjarahan ini adalah kantor berita Prancis Agence France Presse (AFP).
Sementara media China, South China Morning Post (SCMP) menuliskan sebuah artikel berita dan mengunggah foto-foto warga yang tengah mengeluarkan barang-barang dari pusat perbelanjaan. Bukan air dan makanan yang mereka ambil, melainkan barang elektronik berukuran besar!#UPDATE The death toll from a powerful quake and tsunami in Indonesia leaps to 832, as people struggle to find food and water and looting spreads https://t.co/AHkjjyPIU3 pic.twitter.com/GzlVnTdUdz— AFP news agency (@AFP) September 30, 2018
(link:
https://m.scmp.com/news/asia/southeast-asia/article/2166351/photos-show-people-looting-shopping-centre-after-indonesia)
Tak tanggung-tanggung, SCMP bahkan menjadikan foto bergambar seorang pria bertopi santa yang tengah memegang sebuah TV layar datar berukuran besar tersebut sebagai gambar utama artikel tersebut. Gambar yang berasal dari European Pressphoto Agency (EPA) ini kini menjadi viral.
Kabar adanya penjarahan ini tentu mencemarkan nama Indonesia dan semestinya membuat malu pemerintah. Karena peristiwa ini menjadi tanda lamban dan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap warga yang terkena bencana.
Pemerintah memang telah mengeluarkan imbauan agar warga yang membutuhkan makanan diizinkan untuk mengambil makanan dan minuman untuk kebutuhan hidup dari toko-toko retail dan pemerintah juga berjanji mengganti kerugian yang dialami para pemilik toko, namun rupanya ada yang menyalahartikan imbauan ini dan mengambil kesempatan untuk menjarah barang non makanan dan minuman.
Adanya penjarahan ini seharusnya menjadi sinyal bahwa kehadiran aparat keamanan sangat dibutuhkan di Palu dan sekitarnya saat ini. [*/av]