[PORTAL-ISLAM.ID] Pelarangan atlet judo blind Indonesia asal Aceh, Miftahul Jannah, bertanding di Asian Para Games 2018 yang digelar di Jakarta Senin kemarin menimbulkan tanda tanya dan kecaman dari banyak pihak.
Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnain mengecam keras sebagai penghinaan terhadap Syariat Islam, lebih baik event itu dibubarkan, apalagi terjadi di negara Indonesia, negara muslim terbesar di dunia.
"Andaikan saya pimpinan tertinggi di negeri ini, akan saya bubarkan saja Asian Para Games yang digelar di negara saya saat ini, tapi menghina anak bangsa saya dan syariat agama saya," kata KH Tengku Zulkarnain, Senin (8/10/2018).
(Baca: Wasekjen MUI: Larang Atlit Jilbab, Mending Dibubarkan)
Pihak official Tim Indonesia dan juga Kemenpora berdalih pelarangan itu bukan soal diskriminasi, tapi soal aturan internasional yang harus dipatuhi soal keamanan pejudo sehingga tidak diperbolehkan menggunakan tutup kepala dalam bentuk apapun.
Namun, apakah cuma soal aturan? Dan tidak bisakah aturan itu dibuat pengecualian? Tidak bisakah Tim Indonesia melobby pihak official judo Asian Para Games?
Dalam kasus judo internasional ternyata pernah kejadian bahkan di Olimpiade, tim Arab Saudi berhasil melobby dan membuat kesepakatan sehingga atlet judo Saudi tetap diperbolehkan bertanding dengan tetap memakai jilbab.
Simak berita tahun 2012 saat Olimpide London...
[Selasa, 31 Juli 2012]
Judoka Arab Saudi Tetap Berjilbab Saat Bertarung
Judoka wanita Arab Saudi, Wojdan Ali Seraj Abdulrahim Shahrkhani, tetap akan mengenakan jilbab meskipun dilarang oleh ofisial cabang olahraga judo di Olimpiade London. Wojdan memakai jilbab sesuai dengan keyakinan dan jati dirinya sebagai muslimah.
Ofisial pertandingan judo melarang Wojdan bertanding dengan mengenakan jilbab karena sesuai aturan. Wojdan dilarang ikut berkompetisi karena melanggar prinsip olahraga judo.
Namun, setelah diadakan pertemuan antara Federasi judo Internasional dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) serta Komite Olimpiade Arab Saudi, Wojdan diperbolehkan tetap bertanding di kelas berat. "Ada solusi antara kedua pihak, semua pihak terlibat," kata juru bicara IOC Mark Adams. "Atlet yang bersangkutan akan tetap berkompetisi."
Kesepakatan resmi mengenai jilbab itu diumumkan bersama oleh Federasi Judo Internasional dan Komite Olimpiade Arab Saudi. "Berdasarkan kesepakatan dengan IOC, proposal disetujui semua pihak," begitu bunyi pernyataan. "Solusi disepakati ada jaminan antara keselamatan dan pertimbangan kultur (negara muslim)."
Link: https://sports.sindonews.com/read/662028/51/judoka-arab-saudi-tetap-berjilbab-saat-bertarung-1343749813
***
SUDAH JELASKAN?
JADI PERSOALANNYA BUKAN SEKEDAR ATURAN KOK...
Kalau "Negara Hadir" dan mau melakukan segala upaya seperti yang dilakukan Saudi, akan lain ceritanya...
Apalagi Indonesia jadi Tuan Rumah loh...