[PORTAL-ISLAM.ID] Bakal calon wakil presiden yang berlatar belakang pengusaha, Sandiaga Salahuddin Uno mengingatkan pemerintah terkait pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS. Sandi meminta pemerintah fokus dalam menangani pelemahan nilai tukar rupiah dan jangan menghabiskan waktu untuk politik.
"Jangan campur adukkan ekonomi dan politik. Fokus saja ekonomi dulu, itu yang kita harapkan (ke pemerintah)," ujar Sandi, seperti dikutip kantor berita Antara, Selasa (4/9/2018).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada pada level Rp 14.980 dan mulai mendekati Rp 15 ribu.
Sandi menyebutkan, pemerintah harus mewaspadai pelemahan nilai tukar tersebut, terutama terhadap harga kebutuhan pokok masyarakat.
Bahkan, dia juga mengkhawatirkan dampak luas pelemahan nilai tukar rupiah berimbas pada meningkatnya biaya produksi perusahaan, hingga berpotensi terjadinya pemutusan hubungan kerja atau PHK. Untuk itu, mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut memberikan saran kepada pemerintah agar dapat duduk bersama dengan dunia usaha dalam menyikapi fenomena ini.
"Saatnya pemerintah dan dunia usaha duduk bersama-sama, menyikapi agar rupiah ini, pelemahan ini tidak membebani masyarakat. Antisipasi harga-harga meningkat, biaya produksi perusahaan (meningkat). Saya khawatir berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK)," katanya menjelaskan.
Lebih jauh, pria kelahiran Rumbai, Pekanbaru, 49 tahun silam itu mengingatkan pemerintah mulai mengencangkan ikat pinggang dan menunda impor yang tidak diperlukan. "Tunda dulu pengeluaran berbasis dolar, tunda dulu impor tidak perlu, dan dorong gunakan produk lokal," tutur pria berkacamata tersebut.
Sandi sebelumnya sempat menolak secara halus ajakan debat ekonomi dari tim kampanye nasional Jokowi-Maaruf Amin. Sandi menilai, agar bangsa ini bersatu, jangan melakukan debat ekonomi, melainkan ikut rembuk dalam menyelesaikan masalah.
Bahkan, dia mengungkapkan sudah melakukan pertemuan dengan mantan gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan membahas penyelesaian masalah ekonomi pada tiga-lima tahun ke depan. "Fluktuasi nilai kurs yang terus terjadi, tidak lepas dari kebijkan eksternal yang tidak bisa dikontrol, namun harus fokus saja ada kebijakan internal," katanya.
"Harapan saya, agar ekonomi menjadi pusat perhatian kita. Kita hentikan dulu kita saling 'cakar-mencakar' ini. Kita fokus dulu. Saya nggak melihat katalis ekonomi kita bisa lebih stabil enam sampai sembilan bulan ke depan, jadi kita harus bersatu," ujarnya menjelaskan.
Tak sekedar memberi saran teoritis, Sandi juga sudah langsung bertindak dengan mengkonversi aset dolar yang dia miliki sebanyak 35 persen. Hal tersebut ia lakukan untuk menaikkan nilai tukar rupiah.
"Ini waktunya membela negara, jangan sampai terpecah belah," ujar Sandiaga di GOR Bulungan, Rabu (5/9/2018).
Sandiaga menyebut dengan menjual dolar dapat membantu menekan laju nilai tukar yang terus meningkat. Ia pun meminta para pengusaha dan konglomerat ikut menukarkan dolar mereka.
"Untuk konglomerat, saya sudah mengkonversi simpanan saya ke rupiah, ini waktunya sama-sama membela negara, jangan sampai terpecah belah. Spekulan banyak, jangan mau kita terkecoh, apalagi mereka banyak akalnya dari pada akhlaknya," kata Sandi.