[PORTAL-ISLAM.ID] Jokowi gagal melakukan perubahan ekonomi Indonesia, seperti janjinya di kala mencapreskan diri 2014 silam.
Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI), Panji Nugraha mengatakan, semakin terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga mencapai Rp. 15.000, jelas sangat merugikan Jokowi sebagai pertahana yang ikut berkompetisi dalam Pilpres 2019.
Ia mengatakan strategi ekonomi Jokowi untuk membuat perubahan di Indonesia dapat dikatakan gagal.
“Pelemahan rupiah ini membuat negara harus membayar bunga utang yang semakin tinggi, maka bisa dipastikan banyak infrastruktur mangkrak, artinya prestasi yang digadang-gadang selama ini oleh Jokowi dan kolega pun gagal, maka wajar saja jika Jokowi di Pilpres 2019 ini dinyatakan kalah sebelum bertanding karena pelemahan rupiah saat ini bukanlah prestasi yang membanggakan,' ungkap dia dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu 5 September 2018.
Panji menambahkan, Jokowi seakan mengabaikan persoalan ekonomi mengarah kepada krisis.
"Dengan anjloknya nilai tukar rupiah saat ini jelas hal tersebut disinyalir karena ketidakpercayaan publik atau pasar kepada pemerintahan Jokowi," sergahnya.
Selain itu, sambung dia, Jokowi pun akan kehilangan suara karena kebijakan yang diambil saat pelemahan rupiah adalah kebijakan tidak populis, seperti: mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menaikan pajak.
"Dari kebijakan tersebut jelas akan berdampak kepada harga-harga bahan pokok yang saat ini masih dirasa tidak terjangkau akan menjadi mahal. faktor tersebut jelas menjadi penentu kekalahan Jokowi, dan bisa dipastikan Indonesia ke depan mempunyai Presiden baru," tutupnya.
Sumber: RMOL