[PORTAL-ISLAM.ID] Pada hari Jumat 14 September 2018, sejumlah mahasiswa yang terdiri dari Organisasi Mahasiswa Ektra maupun Intra yang ada di wilayah kota Tangerang, di antaranya Front Mahasiswa Islam (FMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiah (IMM), dan Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) se-Tangerang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Tangerang Raya mengelar aksi demontrasi di depan Kantor DPRD Kota Tangerang. Aksi dimulai setelah salat Jumat, pukul 13.30 WIB.
Aksi tersebut menuntut pemerintah untuk segera mengatasi merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Bahkan, dalam salah satu spanduk, mereka menuntut sikap tegas pemerintah. "Turunkan nilai rupiah atau Jokowi yang turun", demikian bunyi tulisan dalam spanduk itu.
"Aksi ini adalah sebagai bukti bahwa negara tidak dalam keadaan baik-baik saja, di mana persoalan yang hari dihadapi oleh rakyat Indonesia tidak bisa disembunyikan oleh rezim Jokowi. Kenaikan nilai tukar rupiah, pencabutan subsidi BBM juga listrik, serta banyaknya warga negara asing yang bekerja di Indonesia mengakibatkan negara Indonesia dalam ancaman krisis ekonomi dan kedaulatan,” kata kordinator aksi, Milki Afrizal.
Mereka pun berpendapat bahwa mereka merasakan kegagalan pemerintah, dalam hal ini ekonomi Indonesia.
"Hingga hari ini kita merasakan kegagalan pemerintah. Ekonomi Indonesia tidak stabil," orasi Damba Multi, mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Tangerang.
"Adanya persoalan yang terjadi akhir-akhir ini tidak terlepas dari ketidak becusannya Presiden Jokowi dalam mengurus negara. Dia justru disibukkan dengan politik pencitraanya dan mementingkan pencalonanya kembali selaku presiden. Ini sangat mencedrai hati nurani bangsa. Bagaimana tidak, negara dalam keadaan krisis, Jokowi malah sibuk mengumpulkan tim sukses,” kata Muhammad Rizki Mauludi selaku kordinator aksi dari Front Mahasiswa Islam.
Ahmad Solihin, perwakilan mahasiswa dari Tangerang Selatan juga angkat bicara.
“Jika Jokowi tidak mampu menurunkan harga sembako, maka sebaiknya Jokowi yang turun dari jabatan presiden, karena Jokowi gagal dalam membangun perekonomian bangsa. Jokowi pernah berjanji bahwa di bulan September ekonomi kita akan meroket, namun bukan roket yang meluncur tapi copet yang makmur.”
Sempat terjadi bentrok dengan aparat kemanan, namun tidak berlangsung lama dikarenakan adanya kehadiran anggota DPRD menemui peserta aksi, yang memang kedatangannya dinanti-nanti oleh mahasiswa sebagai respon dari apa yang mereka tuntut.
Aksi pun ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa penutup massa. Akhirnya para mahasiswa membubarkan diri sekitar pukul 17.00 WIB.