[PORTAL-ISLAM.ID] Kesultanan Siak yang diwakili oleh Tengku Habibie, Tengku Wira Shahab, Tengku Said Eka Nusirhan, Tengku Ikhwan Shahab menanggapi beredarnya informasi jemputan acara yang diberi tema “Kirab satu Negeri, Zikir Kebangsaan” dengan sub tema, “Munajat Untuk Kedamaian Indonesia” yang akan diadakan oleh GP Anshor Riau.
“Meminta klarifikasi kepada GP Anshor Riau untuk menjelaskan kepada masyarakat Riau, khususnya masyarakat Siak, terlebih dalam informasi jemputan tersebut mencantumkan gambar istana Siak dan foto Bupati Siak sebagai legitimasi kegiatan,” tulis Kesultanan Siak dalam pesan tertulis yang diterima Swamedium, Ahad 16 September 2018.
Selanjutnya, mereka sebagai perwakilan keluarga besar kerabat Kesultanan Siak, merasa keberatan dan tidak mengizinkan simbol kebesaran Siak dalam hal ini istana Siak dipakai pada tempat yang tidak tepat, seolah-olah Kesultanan Siak adalah bagian dari kegiatan tersebut.
“Kami menantikan klarifikasi dari saudara Purwaji sebagai Ketua GP Anshor Riau, untuk mempertanggungjawabkan kelancangannya menggunakan simbol,” tegas mereka.
Kesultanan Siak juga menolak kegiatan zikir yang dilabeli dengan nusantara.
“Kami kerabat Kesultanan Siak adalah keturunan Habib, penjaga Habaib dan ulama, penganut Islam Ahlussunnah waljamaah yang taat, menolak Siak dikaitkan dengan kegiatan zikir yg tidak diajarkan dalam Islam, sebab kami hanya mengenal zikir kepada Allah, bukan zikir kebangsaan dengan label nusantara,” tegas mereka.
“Jangan ajarkan kami kebangsaan dengan pemahaman kalian, sebab kami orang Melayu Riau dan keluarga kerabat Kesultanan Siak sudah lebih dahulu mempraktikkan kebangsaan dan nasionalisme yang benar dalam kehidupan kami sehari-hari sejak Republik Indonesia ini berdiri,” tegas Kesultanan Siak.
“Kami disini damai, dan jangan usik kedamaian kami dengan pemahaman kalian,” demikian peringatan keras yang disampaikan empat orang Tengku dari perwakilan kerabat Kesultanan Siak.
Tolak kehadiran Ketua GP Anshor
Kesultanan Siak juga menolak kehadiran Ketua GP Anshor Yaqut Cholil di bumi Melayu. Mereka beralasan, pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu telah membiarkan persekusi terhadap ulama yang dilakukan oleh Banser sebagai organisasi kepanjangan dari GP Anshor.
“Selain itu kami juga tidak mengijinkan Ketua GP Anshor saudara Yaqut Cholil untuk menginjakkan kaki di bumi Melayu selagi tindakan persekusi terhadap dakwah ulama kami kalian lakukan lewat tekanan Ormas kalian di Jawa sana,” tegas mereka.
Sumber: Swamedium