[PORTAL-ISLAM.ID] Pelemahan rupiah terhadap dollar yang menyentuh angka Rp.15.100 / dollar AS, akhirnya ditanggapi oleh Jokowi.
Seperti diberitakan oleh Kantor Berita Reuters, Rabu 5 September 2018, Jokowi menyalahkan faktor eksternal atas pelemahan rupiah. Dalam pemberitaan tersebut, Jokowi mengatakan jika hanya ada dua kunci untuk menyelamatkan rupiah.
Yakni menggenjot investasi dan meningkatkan ekspor.
"Hanya ada dua kunci, investasi harus terus meningkat dan ekspor juga harus meningkat sehingga (kita) dapat menyelesaikan defisit saat ini," kata Jokowi.
Tak hanya itu, disebutkan pula jika saham Indonesia tenggelam paling dalam hampir dua tahun karena kemerosotan pasar negara berkembang.
Jokowi pun menyalahkan faktor eksternal untuk penurunan rupiah ke posisi terendah 20 tahun terakhir.
Diketahui, aset-aset Indonesia telah laku karena investor keluar dari pasar negara berkembang dengan kerentanan ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang meningkat.
Hal itu disebabkan mereka khawatir dengan defisit neraca yang berjalan.
Menanggapi hal tersebut, ekonom Amerika di Universitas Johns Hopkins, Prof. Steve Hanke.
Steve Hanke menyebut jika Jokowi hanya omong kosong karena menyalahkan rentetan faktor eksternal sehingga rupiah terjun bebas.
Ia bahkan mengungkap, jika AS dan IMF tidak berencana untuk menggulingkan Soeharto 20 tahun lalu, maka Indonesia akan memiliki rupiah yang sehat saat ini.
"#Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan bahwa faktor eksternal berada di belakang #jatuhnya rupiah ke posisi terendah 20-tahun. Omong kosong apa. Jika AS & IMF tidak berencana untuk menggulingkan Soeharto 20 thn lalu, Indonesia akan memiliki mata uang & rupiah yang sehat," kata Steve.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengaku setuju.#Indonesian President Joko Widodo said that external factors were behind the #rupiah's fall to 20-year lows. What nonsense. If the US & IMF hadn’t plotted to overthrow Suharto 20 yrs ago, Indonesia would have a currency board & a sound rupiah. https://t.co/d0XXEEYujS— Prof. Steve Hanke (@steve_hanke) September 5, 2018
Fadli Zon pun mengatakan jika hal ironis terjadi karena Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan IMF dan Bank Dunia Oktober mendatang.
"Setuju. Ironisnya, pemerintah akan menjadi tuan rumah pertemuan IMF / Bank Dunia pada Oktober 2018 nanti akan menghabiskan biaya USD 70 juta," ujar Fadli Zon.
Agree. Ironically, the govt will host a IMF/WB meeting next Oct 2018 n will spend appx USD 70 mil. https://t.co/CsXiPenVCn— Fadli Zon (@fadlizon) September 5, 2018