[PORTAL-ISLAM.ID] Hasil Pilgub Jateng 2018 memberi gambaran, warga wilayah ini menginginkan adanya perubahan.
"The fell of Jawa Tengah will be fall of Indonesia. Jika Jokowi kalah di Jateng, maka kalah di Pilpres."
Ucapan itu disampaikan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto, di Kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Semarang, Jumat malam, 14 September 2018, seperti dikutip dari situs detik.com.
Jawa Tengah (Jateng) ternyata begitu penting dan dahsyatnya di mata para kader PDI Perjuangan. Maklum, Jateng selama ini dianggap sebagai "kandang banteng". Jargon ini tampaknya pas karena berdasarkan hasil pemilu 2014, PDI Perjuangan adalah parpol peraih suara terbanyak dengan 31 kursi DPRD. Parpol yang lain di bawah 14 kursi.
Karena predikat seperti itu, kekalahan di Jateng bisa berdampak luas terhadap daerah-daerah lain.
Sebenarnya, suara PDI Perjuangan mulai terancam di Jateng. Dasarnya adalah Pilgub Jateng yang beberapa waktu lalu baru saja selesai. Pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin yang diusung PDI Perjuangan plus Partai Demokrat hanya memperoleh persentase 58,78 persen dengan perolehan 10.362.694 suara. Sementara itu, pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah yang diusung Partai Gerindra, PKS, dan PAN memperoleh 41,22 persen dengan perolehan 7.267.993 suara.
Hasil itu tentu saja sangat mengagetkan. Sebab, dari sejumlah survei sebelum pencoblosan, pasangan Sudirman-Ida tidak ada yang melebihi 20 persen. Wilayah seperti Brebes, Tegal, dan Wonosobo yang sebelumnya dominan dikuasai Ganjar Pranowo-Taj Yasin tergerus. Bahkan, wilayah yang menjadi benteng PDI Perjuangan, seperti Surakarta, mulai dibayangi oleh penguasaan Sudirman-Ida.
Kalau sedikit menengok ke belakang, suara PDI Perjuangan di Pulau Jawa sudah terancam. Kekelahan demi kekalahan dirasakan partai ini. Pada Pilkada 2017, PDI Perjuangan mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Hasilnya, pasangan ini kalah di putaran kedua oleh Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Di Pilgub Banten yang digelar tahun lalu, PDI Perjuangan yang mengusung Rano Karno-Embay Mulya Syarief dikalahkan oleh Wahidin-Andika Hazrumy yang diusung antara lain Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Gerindra, dan PAN.
Pada Pilkada 2018, pasangan yang diusung PDI Perjuangan kalah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Pasangan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan yang dijagokan PDI Perjuangan kalah telak di Pilgub Jawa Barat. Di Pilgub Jawa Timur, pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno yang diusung PDI Perjuangan dikalahkah pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Kemenangan hanya dirasakan PDI Perjuangan di Pilgub Jateng. Kemenangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin atas Sudirman-Ida ini punya hanya selisih sekitar 3 juta suara, dan ini masih jadi perdebatan.
Soalnya bukan apa-apa, tim advokasi Sudirman-Ida menemukan sejumlah dugaan kecurangan. Misalnya, dugaan pelanggaran pada hari pencoblosan. Berdasarkan laporan saksi-saksi di tempat pemungutan suara, mereka banyak menemukan pemilih sudah pindah tapi tak dicoret. Lalu ada juga pemilih yang tak mengisi daftar hadir.
Tim advokasi pasangan Sudirman-Ida juga menemukan pemilih terdaftar tak mendapat undangan C6, ketidaknetralan PNS camat, maraknya money politic di beberapa daerah, serta saksi-saksi yang tidak bisa masuk TPS.
Kejanggalan dugaan kecurangan lain juga ditemukan ribuan surat suara yang sudah bertanda coblosan atau lingkaran kecil untuk pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin. Menurut tim advokasi, meski KPU sudah membakar surat suara itu, namun kecurigaan juga terjadi di daerah lain.
Ingin ada perubahan
Terlepas dugaan kecurangan tersebut, yang jelas kemenangan tipis pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDI Perjuangan menggambarkan masyarakat Jateng menginginkan adanya perubahan di daerahnya. Itulah sebabnya, dalam kunjungan beberapa hari ke Brebes dan Tegal, bertemu dengan para kader Partai Gerindra, relawan, penggerak, para petani serta pendukungnya, Sudirman optimis pasangan Prabowo-Sandi akan memetik kemenangan di Jateng.
Apalagi, menurut Sudirman, pasangan Prabowo-Sandi adalah pasangan yang sangat dinantikan rakyat karena diyakini mampu menjawab kebutuhan Indonesia ke depan. Pasalnya, Prabowo adalah seorang pejuang berlatar belakang militer, sementara Sandiaga sosok anak muda yang sukses di dunia usaha.
Haus perubahan begitu terasa di berbagai daerah di Jateng yang dikunjungi Sudirman. Ia menyatakan akan terus bersama warga Brebes, Tegal dan Jateng lainnya untuk memajukan daerah ini. Seperti diketahui, selain sebagai tim sukses Pilpres 2019 pasangan Prabowo-Sandi untuk wilayah Jateng, Sudirman juga tercatat sebagai bakal calon anggota legislatif DPR dari daerah pemilihan (Dapil) Jateng IX, yakni Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal.
Hanya saja, ia mengingatkan, hendaknya kampanye nanti dijalankan dengan politik berbudi luhur. "Jangan main uang, jangan sogok rakyat, usaha mengembalikan harkat politik harus dengan cara-cara terpuji," tuturnya.
Ia juga akan terus menyapa rakyat. "Apa yang dibutuhkan pemimpin hari ini adalah keberanian membuka hati nuraninya untuk mendengarkan keluh-kesah rakyat," katanya.
Sudirman menilai, suara rakyat di bawah itu menyuarakan kebenaran dan kebaikan. "Grass root harus didengar. Anggota legislatif harus sering turun mendengar, karena negara sudah memberi bekal dan sangu yang cukup," tambahnya.
Wujud interaksi atau mendengar keluhan rakyat itu dilakukan dengan banyak cara, misalnya lewat mengajar, makan dan minum bareng bersama warga, dan sebagainya. "Saya sangat menikmati saat berinteraksi dengan rakyat," ujarnya.
Selain bertatap muka langsung, Sudirman juga aktif menggunakan media sosial sebagai medium berinteraksi dengan rakyat untuk mendengar berbagai keluhan.
Dengan berbagai langkah ini, Sudirman yakin suara Jateng akan diberikan ke pasangan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.
Sumber: Inilah