[PORTAL-ISLAM.ID] Masih terdengar beberapa pihak melarang ulama memberi kajian berisi politik. Setelah penghadangan dan persekusi yang dialami sejumlah ulama, isi ceramah pun diminta tak usah singgung politik. Padahal, pendidikan politik untuk umat sangat dibutuhkan. Agar umat memiliki kesadaran serta kepedulian merespon dan mengoreksi setiap kebijakan penguasa negeri ini. Ketika umat acuh terhadap aktifitas politik, siapa yang akan mengoreksi dan mengawasi kebijakan dan kinerja penguasa? Penting memahami politik dengan benar. Sesuai pandangan Islam.
Memahami Politik Islam
Seringkali politik dinarasikan sebagai sesuatu yang kotor, rendah, gila kekuasaan, dan jahat. Padahal, dengan politik kesejahteraan rakyat bisa didapat. Kemaslahatan umat bisa diraih. Islam tak sekedar agama ritual yang mengatur ibadah. Islam adalah agama ruhiyah dan siyasiyah. Mengatur urusan manusia dengan Tuhannya, dirinya, dan manusia lainnya.
Politik dikenal dengan istilah ‘siyasah’. Secara bahasa, siyasah berarti mengatur, memperbaiki, dan mendidik. Politik dalam Islam diartikan riayah su’unil ummah, yaitu mengatur urusan umat. Segala permasalahan umat dipecahkan sesuai pandangan Islam. Inilah esensi politik Islam. Maka sangat aneh bila ada yang mengatakan bahwa agama harus dipisah dari politik. Pemahaman semacam ini tidak terlepas dari pengaruh sistem sekuler yang diterapkan. Dalam pandangan sistem sekuler, agama tak boleh mengatur urusan manusia. Agama itu suci, politik itu kotor. Bila kita cermati, politik saat ini menjadi kotor tersebab sistem demokrasi. Dalam demokrasi tak ada standar halal – haram. Apapun dilakukan demi meraup kekuasaan.
Rasululullah saw, Politisi Sejati
Rasulullah mulai membangun pemerintahan Islam di Madinah dengan aqidah dan syariat Islam sebagai pedoman bermasyarakat dan bernegara. Hal ini bisa kita lihat perbedaan dakwah Rasul saat di Mekkah dan Madinah. Ketika Rasulullah belum memiliki kekuasaan, aktifitas dakwah tetap dilakukan tanpa perlawanan fisik. Rasul dan para shahabat mendapat siksaan fisik yang tak berkesudahan. Dakwah tanpa kekerasan terus dilakukan untuk membina masyarakat. Menentang tradisi dan sistem jahiliyah kala itu. Pasca baiat aqabah dan hijrah ke Madinah, barulah Rasul melakukan perlawanan dan futuhat ke seluruh jazirah arab dengan misi dakwah dan jihad.
Rasulullah saw juga melakukan kontak dakwah ke penguasa – penguasa negeri Arab. Mengirim utusan dan surat yang berisi seruan dan ajakan menerima Islam sebagai jalan kebenaran. Menghukumi persolan umat dengan syariat Islam. Contoh aktifitas politik yang paling menonjol selepas masa beliau adalah penunjukkan khalifah sebagai pengganti beliau dalam memimpin umat. Dalam pengangkatan itu ditunjuklah Abu Bakar ra sebagai pengganti Rasulullah saw menjalankan roda pemerintahan. Beliau dibaiat sebagai khalifah pertama dalam sejarah umat islam. Dalam mengangkat seorang khalifah, para shahabat berpijak pada pengaturan dan syarat pemimpin dalam Islam. Mereka sepakat bahwa khalifah terpilih harus berpegang teguh pada al qur’an dan As sunnah.
Politik Islam, Jalan Kebangkitan Umat
Islam memiliki seperangkat aturan yang komprehensif. Dari urusan ibadah hingga muamalah. Dari urusan makan hingga mengelola sumber daya. Dari mengurus keluarga hingga mengatur negara. Syariat Islam megatur setiap detil problematika manusia. Memberi solusi yang berkeadilan dan menyejahterakan. Sebab, Ia lahir dari aturan Pencipta alam, Allah SWT.
Sayangnya, masyarakat masih terwarnai dengan sekulerisasi agama dan politik. Seolah Islam hanya urusan agama. Sedang politik tak ada urusan dengannya. Banyak problem manusia yang tak kunjung usai diurai. Solusi tambal sulam yang diberikan tak mampu membawa kebaikan. Sistem sekuler – demokrasi telah mengkerdilkan peran Islam dalam mengatur urusan manusia.
Oleh karena itu, umat Islam harus memiliki kesadaran berpolitik, yaitu peduli dan kritis terhadap setiap kebijakan penguasa yang tidak memihak kepentingan rakyat. Dengan kesadaran ini akan menumbuhkan keinginan umat untuk bangkit dari keterpurukan. Ketika umat sadar politik Islam, jalan kebangkitan semakin terbuka lebar. Tak ada pemisahan antara Islam dengan politik. Semoga, kebangkitan umat Islam segera mewujud sempurna dengan penerapan syariah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Penulis: Chusnatul Jannah