[PORTAL-ISLAM.ID] Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyoroti persoalan impor beras dan kaitannya dengan Mafia Impor serta Ketahanan Negara.
Seperti yang lagi ramai diperbincangkan publik, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menolak impor beras dan menegaskan stok beras yang dimiliki Bulog sangat cukup.
Stok Beras Bulog 2,4 Juta Ton, Buwas: Jangan Ada Impor Lagi
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4218840/stok-beras-bulog-24-juta-ton-buwas-jangan-ada-impor-lagi
Namun, di pihak lain, Menteri Perdagangan ngotot akan tetap impor beras.
Pemerintah Sebut Impor Beras Tetap Jalan Meski Ditolak Bulog
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180918151048-92-331133/pemerintah-sebut-impor-beras-tetap-jalan-meski-ditolak-bulog
Berikut tanggapan Fahri Hamzah yang disampaikan melalui akun twitternya:
▶️ Sebelum tidur, Gak bisa tidur mikirin permainan #ImportBeras oleh #MafiaImport yg katanya sudah jera. Saya twit menjawab pertanyaan bahwa jika Bulog dalam menentukan besaran cadangan pangan pemerintah berdasarkan penyerapan gabah petani, kalau Kemendag dengan apa ya?
▶️ Tapi satu hal yg harus dicatat tebal, sejarah mengajarkan bahwa sejak era kerajaan hingga era republik, Beras bukan hanya sekedar produk pertanian, tapi ia juga stabilisator politik kekuasaan. Beras adalah soal politik dan daya tahan, stamina rakyat dan kekuasaan.
▶️ Oleh karenanya beras tidak hanya komoditas ekonomi tapi juga komoditas politik, politik kebijakan beras selalu menjadi isu laten jelang pemilu, ruang abu abu impor ada pada krn adanya kewajiban cadangan pangan pemerintah. Baik pusat maupun daerah, disinilah data dimainkan.
▶️ UU mempersyaratkan impor pangan diizinkan apabila kecukupan produksi nasional dan cadangan pangan pemerintah kurang, Problemnya apakah produksi dan cadangan pangan pemerintah surplus atau minus? Di pihak pemerintah sendiri data tak pernah padu. #MafiaImport
▶️ Terjadi perbedaan antara Kementerian Pertanian, Bulog dengan Kementerian Perdagangan. Menteri yg bertugas menjaga produksi (Mentan), otoritas yg bertugas sebagai pembeli dr hasil produksi masyarakat (Bulog), dan menteri yg berdagang (Mendag) padahal sebetulnya bertugas dengan pertimbangan kepentingan nasional.
▶️ Ini bukan soal angka statistik tapi ini adalah politik ekonomi pangan, dan lebih dari ekonomi politik, pangan dalam hal ini beras membawa pengaruh bagi pertahanan negara. Ketidakpastian beras adalah ketidakpastian stabilitas dan daya tahan nasional. Ini serius.
▶️ Pangan berpotensi menjadi ancaman non tradisional dan non kovensional bagi pertahanan negara. Bukan hanya dalam masalah ketersediaan. Tapi juga dalam perang dagang komoditas. Karena itu isu #ImportBeras dan #MafiaImport ini dapat dikategorikan kepada isu keamanan nasional.
▶️ Pemaksaan pembukaan kran impor pangan akan membawa kenaikan inflasi, keresahan petani dan runtuhnya kedaulatan pangan. Ini menunjukan rapuhnya kedaulatan nasional akibat bolongnya pertahanan negara nir militer. Entahlah kita sedang bertahan? Menyerang atau bunuh diri?
▶️ Selamat tidur kawan2 dan jangan main2 soal perut rakyat. Biar pejabat petugas berantem, tetap waspada. Mari dorong keterbukaan, ada apa di balik simpang siur ini. Waspada pak @jokowi ada tikus mati di lumbung padi. Selamat pak Buwas pemberani!
Selamat tidur kawan2 dan jangan main2 soal perut rakyat. Biar pejabat petugas berantem, tetap waspada. Mari dorong keterbukaan, ada apa di balik simpang siur ini. Waspada pak @jokowi ada tikus mati di lumbung padi. Selamat pak Buwas pemberani!— #KopiRevolusi (@Fahrihamzah) 19 September 2018