[PORTAL-ISLAM.ID] Pipiet Senja atau Etty Hadiwati Arief dikenal sebagai penyair, cerpenis, novelis, dan penulis cerita anak, lahir di Sumedang pada tanggal 16 Mei 1957.
Melalui akun facebooknya, Pipiet Senja memprotes Ketua Kowani terkait istilah "emak-emak" yang dipersoalkan.
Berikut Surat Terbuka Pipeet Senja kepada Ketua Kowani:
Kepada Yth Ibu Ketua Kowani
Saya dan banyak lagi anak bangsa ini yg menyebut Ibu dengan panggilan Emak.
Kami bangga dg sebutan Emak.
Lagi pula apa bedanya Emak dg Ibu?
Apakah kalau dipanggil Emak, perempuan lantas jadi kehilangan kehormatannya?
Bagi saya sebagai seorang penulis, Emak dan Ibu sama perkasa dan tangguh dg tugas mulia.
Kemudian saat ini yg dibutuhkan perempuan, Emak dan Ibu bukan panggilan tsb.
Begitu banyak yg harus kami urus dan utamakan.
Mulai dari harga sembako, lauk pauk, dana sekolah sampai urusan BPJS yg kacau balau.
Belum masalah KDRT yg membekas seumur hidup, spt yg pernah saya alami.
Alhasil, Ibu Ketua Kowani yg menolak sebulan the power emak emak, mendingan juga bantu kami mendapatkan kehidupan kayak.
Tinimbang beri sambutan yg bikin kerut kening saking anehnya.
Seperti tidak ada urusan penting lainnya saja, lah kok hanya sebutan Emak dan Ibu saja di permasalahan?
Kalau Ibu Ketua kurang kerjaan, sini Bu saya undang ke tengah Barisan Emak Emak Militan Indonesia.
Kita bahas segala dukalara, perjuangan kaum perempuan di era rezim sekarang, Kuy!
Sudah begitu saja.
Dari Emak Militan Indonesia, Sastrawati dan Aktivis 212.
Salam Emak ya Bu!
Jakarta, 16 September 2018
(Pipiet Senja)
[Video - Pernyataan Ketua Kowani]
Bu Ketum Kowani: saya Jansen Sitindaon sampai skrg walau sudah jadi lawyer di Ibukota (walau belum top sih) tetap memanggil "mamak", "mak" atau "omak", ke Ibu saya".😊— JANSEN SITINDAON (@jansen_jsp) 16 September 2018
Ya sudah: yg merasa IBU BANGSA silahkan dukung @jokowi. Yg EMAK EMAK dukung @prabowo! Gitu aja direpotin bu.. pic.twitter.com/BOOoaHgEJX