[PORTAL-ISLAM.ID] Pakar Media, Ismail Fahmi menyampaikan analisis makjleb terkait kalah telaknya tagar #2019TetapJokowi melawan #2019GantiPresiden.
Analisis yang disampaikan Ismail terbilang detail karena pengamatan dilakukan hampir sepanjang hari, bahkan saat jam-jam tidur.
“Kita lihat percakapan pada malam hari. Dari dini hari hingga menjelang fajar. Kita istilahkan ‘serangan fajar’. Saya ambil data hari ini, 15 Agustus 2018, dari pukul 00:00 hingga 07:00 wib. Kita mau lihat saat orang tidur, siapa yang masih loyal dan intens bermain,” kata lulusan ITB ini.
Ismail juga mengungkap adanya beberapa akun robot yang memang digunakan oleh kedua kubu. Diantara tandanya, akun-akun ini memiliki sedikit pengikut dan membuat cuitan yang serupa.
Pengamatan Ismail pada hastags #2019TetapJokowi mendapati beberapa kesimpulan. Seperti, isi twit sama, nama user aneh-aneh, seperti Gerakan Memutar Ketiak, Memutar Ginjal, Memutar Kepala, dll, follower user yang mentwit banyak yang hanya 1 atau 0 follower, waktu pengiriman twit yang isinya sama tersebut ternyata bersamaan hingga ke level detik.
Sementara itu, hashtags #2019GantiPresiden memiliki karakteristik isi twit beragam untuk waktu pembuatan yang berurutan, nama user relatif tidak aneh, follower user cukup banyak, ada user follower 0 tapi sedikit, waktu pengiriman sama hingga level detik, tapi isi konten yang beda.
Pada jam-jam tidur, Ismail mengungkap adanya pola robot pada hastag #2019TetapJokowi yang digunakan oleh pendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
“#2019TetapJokowi memperlihatkan pola robot. Banyak robot digunakan khususnya untuk membuat status baru, yang isinya sama semua,” katanya melanjutkan
Hasil berlawanan ditemukan oleh Ismail pada hastag #2019GantiPresiden. Katanya, meski ada penggunaan robot, tetapi tidak banyak.
“Pada jam-jam tersebut (tidur) masih banyak KOL atau tokoh-tokoh utama dalam cluster yang aktif melakukan twit, dan mendapat retweet dari kawan-kawannya yang followernya juga banyak. Polanya tidak menggambarkan pola robot, meski robot terdeteksi digunakan untuk meretweet,” ungkapnya.
Kesimpulan
Hastags #2019TetapJokowi sulit mengejar #2019GantiPresiden karena perbedaan militansi di antara pendukung dua kubu,
“Pendukung hashtag kedua (#2019GantiPresiden) ini lebih militan. Meski malam-malam ketika orang sedang tidur, mereka tetap aktif dalam percakapan di medsos. Di antara mereka saling meretweet,” pungkas Ismail
Sumber: Swa