[PORTAL-ISLAM.ID] Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid menegaskan bahwa NU adalah organisasi yang bersikap netral dan tak pernah berpolitik praktis.
Sikap tersebut, kata Yenny, tak berubah sejak NU dilahirkan.
"Kalau kemudian ada orang-orang yang punya sikap politik sendiri kemudian mengatasnamakan NU itu bukan menggambarkan organisasi secara besar tapi individu-individu saja," kata Yenny ditemui di sela-sela doa dan istighosah warga Nahdliyyin dalam rangka peringatan HUT Ke-73 RI di Masjid Jami' Nurul Islam Koja Jakarta Utara, Minggu (19/8/2018), seperti dilansir kantor berita Antara.
Yenny menyampaikan hal itu terkait dipilihnya Ma'ruf Amin menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi bakal calon presiden petahana Joko Widodo pada Pilpres 2019. Ma'ruf saat ini merupakan Rais Aam PBNU.
Yenny pun menegaskan bahwa warga NU tak harus memilih Ma'ruf Amin atau bebas memilih pasangan calon yang ada.
Sejak dulu, kata dia, NU tak pernah memihak pada salah satu pasangan calon presiden. Itu lantaran, warga NU tersebar di banyak partai politik.
Dalam kesempatan itu, Yenny pun menegaskan, NU tak pernah berpolitik praktis sejak kelahirannya dulu.
"Warga NU boleh berpolitik iya, boleh memilih siapa calonnya, boleh jadi tim sukses dan dibebaskan untuk memilih. Ini membuktikan NU itu tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana," kata Yenny.
Menurut Yenny, warga NU membutuhkan proses yang panjang dalam menentukan pilihan. Selain itu, mereka juga menerapkan dua dalil, yakni Aqli dan Naqli saat akan memilih.
Aqli adalah menilai jejak rekam dan sepak terjang pasangan calon secara rasional dan obyektif. Tak boleh ada ikatan emosional saat menilai.
"Sementara dalil naqli, meminta petunjuk Allah SWT soal mana yang pasangan calon yang paling tepat untuk memimpin," kata dia. Yenny mengimbau warga NU untuk tak golput.
Sumber: Antara