Oleh: Mohamad Radytio
Ustad Abdul Somad (UAS) secara elektabilitas akan sangat menguntungkan. Dia besar di Riau Sumatera, mendaki popularitas disana.
Pas pilgub kemarin jadi rebutan utama dua cagub (Syamsuar berfoto semobil, Lukman Edy terang-terangan membela saat dipersekusi) yang total suaranya mencapai 55%. Belum lagi calon-calon seperti Firdaus yang sering mengutip-ngutip beliau. Ditotal, bisa 60an %.
Ini belum pengaruh UAS yang kelahiran Asahan-Sumut, dimana bisa dibilang soliditas 57% suara ERAMAS ditopang UAS. Sampai-sampai di Mandailing Natal 89% penduduknya pilih ERAMAS, meski Djarot juga muslim, dan sempat pasang poster UAS. Itu semua berkat ceramah beliau.
Di Jambi, UAS bahkan jadi pembina pemuda pancasila (PP).
Untuk konteks Jawa, ane yakin di Jabar semua pihak akan gaspol, ambil pelajaran dari pilgub Jabar kemarin.
Di Jateng dan Jatim, citra NU yang ada di beliau akan mampu mendobrak masuk. Apalagi, SBY sudah bergabung.
Di Sulsel, UAS tinggal tunggu dukungan pak JK. Tanpa dukungan JK-pun ane yakin suara akan mendekati 40%, apalagi dengan JK. Di Pilpres 2014, Jokowi dapat 70% karena faktor JK, bukan karena dia.
Di Kalbar? Ingat, Prabowo dulu mengusung Milton-Boyman, 6-7 % suara Kristen akan ketarik. Ditotal pemilih Sutarmidji (pemenang Pilgub Kalbar), yang dalam pidatonya juga mengutip-ngutip UAS. Bisa dapet 55% lebih suara.
Jadi.. di provinsi-provinsi yang Petahana dulu unggul atau kalah tipis (Sumut, Riau, Jambi, Kalbar, Sulsel) berpeluang mengerek naik elektabilitas, yang pada gilirannya menutup celah suara ditingkat nasional.
Ini belum menghitung pak SBY loh ya, yang di Jateng & Jatim kemarin sukses memenangkan pilgub.
Jadi, UAS ini memang sangat menggiurkan.