INDONESIA SAATNYA DIPIMPIN PARA 'AGHNIA'
Oleh: Kawendra Lukistian
Bangsa ini semakin renta, tujuh kali pergantian pemimpin belum juga membuat rakyatnya secara menyeluruh sejahtera.
Kalau saja ada formula terbaik dan tepat dalam memilih pemimpin, mungkin rakyat tak perlu repot-repot memikirkannya, sayangnya Tuhan meminta kita untuk selalu mengoptimalkan pikiran demi hasil terbaik, sekalipun pada akhirnya ketentuan dari Dialah yang maha segalanya.
Kita pernah dua kali dipimpin oleh tentara, sekali dipimpin oleh teknokrat, dua kali dipimpin insinyur, sekali dipimpin oleh kyai bahkan kita pernah dipimpin oleh ibu rumah tangga sang anak pendiri bangsa. Semua saling melengkapi dan memberi kontribusi untuk Indonesia. Saat Indonesia belum juga sejahtera secara menyeluruh tak bisa serta merta juga menyalahkan mereka, mungkin Tuhan belum memberikan restu-Nya agar bangsa ini sejahtera.
Dua ribu sembilan belas tinggal hitungan bulan, perhelatan politik tertinggi di Negeri ini tak bisa dihindarkan, bahkan bulan depan pun sudah harus ada calon-calon nahkoda periode baru untuk memandu pelayaran bangsa ini selama lima tahun kedepan, persoalannya bisa kah nahkoda baru Indonesia membawa kapal besar yang bernama Indonesia ini bersandar di dermaga-dermaga bahagia, atau akan terus membawa kita terombang-ambing terbawa gelombang samudera?
Sepertinya tidak naif juga bila kita berharap Indonesia dipimpin oleh orang-orang yang 'sudah selesai' dengan hidupnya, bukan pemimpin yang menggantungkan hidupnya pada kekayaan bangsa. Kita sebagai bangsa pasti bosan, melihat pemimpin-pemimpin yang tersandera kepentingan, tersandera titipan dan tersandera proyekan, sedih rasanya kerap kali kita mendengar kekayaan bangsa menjadi bancakan segelintir orang padahal masih teramat banyak rakyat yang untuk makan sehari-hari saja kebingungan.
Melihat kenyataan itu semua, bukan berlebihan rasanya bila Indonesia saatnya dipimpin oleh para 'Aghnia' (orang-orang kaya) yang sudah selesai dengan kehidupannya, agar tidak tersandera oleh apapun, kecuali tersandera oleh kepentingan rakyat yang harus mereka sejahterakan, orang-orang kaya yang dekat dengan para ulama dan pemuka agama, orang-orang kaya yang siap berkorban untuk bangsa, orang-orang kaya yang tak takut mengepalkan tangan kepada para taipan Yang meminta aset bangsa digadaikan, orang-orang kaya yang akan fokus memikirkan bangsa agar rakyatnya sejahtera bukan memikirkan olah-mengolah proyek-proyek dan aset bangsa. Demi kepentingan pribadi.
Rasanya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno adalah para aghnia sholeh itu, yang kekayaannya mereka jauh diatas rata-rata dan sudah selesai dengan kehidupan mereka sendiri, InsyaAllah haqqul yakin, bisa fokus mengurus bangsa dan mensejahterakan rakyat Indonesia!
Akankah kita memberi kesempatan kepada mereka, para aghnia untuk memimpin Indonesia agar tanah pertiwi ini mapan, rupawan dan rakyatnya dipenuhi kebahagiaan?
Semua ada konsekuensi, semua ada pengorbanan. Jangan dikira ini semata-mata demi jabatan/kekuasaan, Dia harus mundur dari jabatan wagub DKI saat ini bahkan mungkin harus mundur dari keanggotaan partai saat ini. Point gue, abang gue kalau soal berjuang berikhtiar dia total, tuntas, ikhlas.. Ingat Pilkada DKI lalu, sejumlah jabatan CEO harus dia lepas dari semua perusahaanya.
Kalau egois, cuma mau enak menikmati hidup buat apa susah-susah berjuang di Politik. Kurang berlimpah apa rezeki dia? Yang gue yakin satu hal, dia selalu memilih memperjuangkan kebermanfaatan.***