[PORTAL-ISLAM.ID] Cadangan devisa (Cadev) Indonesia terus terkuras karena menahan agar nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak terus terperosok. Secara year-to-date (YTD), nilai tukar rupiah sudah anjlok 6,29% terhadap dolar AS.
Sejatinya, rupiah bisa jatuh lebih dalam dari yang kita lihat sekarang, jika Bank Indonesia (BI) tidak melakukan intervensi. Rupiah bukan tidak mungkin menyentuh level Rp 15.000/dolar AS kalau intervensi BI tidak dilakukan.
Intervensi dari BI sepanjang tahun ini lantas terlihat dari turunnya tingkat cadangan devisa. Sepanjang tahun ini (hingga akhir Juni), cadangan devisa Indonesia telah terkuras hingga US$ 10,4 miliar atau Rp 150,5 triliun.
Berikut posisi cadangan devisa sejak 2018:
Januari 2018 : US$ 131,98 miliar
Februari 2018 : US$ 128,05 miliar
Maret 2018 : US$ 126,003 miliar
April 2018 : US$ 124,862 miliar
Mei 2018 : US$ 122,914 miliar
Juni 2018 : US$ 119,8 miliar
Apabila ditelusuri secara historis, cadangan devisa bulan Juni 2018 merupakan yang terendah sejak Januari 2017. Memasuki Januari 2018, cadangan devisa RI sebenarnya mampu meningkat hingga US$ 131,98 miliar, namun kemudian secara konsisten menurun.
Kondisi darurat ini, pada Selasa (31/7) kemarin membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan rapat terbatas dengan Menteri dan Pejabat Negara lainnya. Ratas khusus kali ini membahas tentang cadangan devisa Indonesia di tengah pelemahan rupiah yang terjadi.
"Situasi negara saat ini butuh dolar. Karena itu saya minta seluruh Kementerian dan Lembaga betul-betul serius tidak ada main-main menghadapi ini. Saya nggak mau lagi bolak balik rapat tapi implementasi nggak berjalan baik," terang Jokowi, seperti dilansir CNBCIndonesia.