Bung Karno dan Peranakan Arab... Agar Kita Tahu Sejarah


[PORTAL-ISLAM.ID] Agar kita tahu sejarah... dan tidak melupakan sejarah... .

Pidato Bung Karno di Semarang tahun 1948:

“Kita kini sudah merdeka. Tentu kita harus bersyukur kepada Allah Tuhan YME. Kita juga harus berterima kepada seluruh rakyat yang sudah berjuang untuk kemerdekaan. Karena ada warga keturunan yang juga ikut berjuang membantu perjuangan. Kita juga harus harus berterima kasih kepada warga keturunan Cina. Kita juga harus berterima kasih kepada warga keturunan India. Tetapi kita jangan berterima kasih kepada warga keturunan Arab. Karena.. Karena.. mereka sudah menjadi bagian dari keluarga besar bangsa kita sejak ratusan tahun yang lalu….

Memang Bung Karno adalah seorang yang mengerti sejarah. Bung Karno tahu sumbangsih peranakan Arab terhadap Kemerdekaan Indonesia. Banyak pahlawan yang keturunan Arab sebuat saja: Abdul Hamid Diponegoro (Pangeran Diponegoro), Raden Saleh (Syarief Saleh Bin Husain Bin Yahya), Imam Bonjol (Muhammad Shahab), Fatahillah (Pendiri Jakarta), Sultan Siak (Pencipta Lambang Negara Burung Garuda), Sultan Bacan, Sultan Nuku, Sultan Babullah, Habib Muhammad Husein Muntahar (Pencipta lagu "Hari Merdeka"), dan masih banyak yang lain.

Maka dari itu Bung Karno sendiri yang mengusulkan dan disetujui MPR bahwa warga negara keturuan Arab diberi status kewarganegaaar "Stafsel Pasif" yang sama dengan warga pribumi.

"JAS MERAH" Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.. demikian wasiat Bung Karno.


Baca juga :