[PORTAL-ISLAM.ID] "Jika memang kita telah salah arah atau masih berdiri di persimpangan jalan dalam memahami realitas kesejahteraan, tentu ini adalah tugas sebagau anak bangsa untuk mengingatkan dan memberi sumbang saran bagi arah pembangunan nasional kita. Dan upaya itu telah dirintas oleh Fahri Hamzah melalui buku ini."
Demikian testimoni Presiden RI ke-3 BJ Habibie atas buku baru karya Fahri Hamzah 'Mengapa Indonesia Belum Sejahtera' yang dilaunching di Jakarta hari ini, Selasa, 7 Agustus 2018.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meluncurkan buku berjudul 'Mengapa Indonesia Belum Sejahtera'. Ide buku ini muncul dari kegelisahannya sejak lama.
"Pada tahun ke-4 sebagai Wakil Ketua DPR yang membidangi kesejahteraan rakyat, saya perlu meninggalkan warisan tentang tugas yang saya jalani, dan ini baru buku pertama dari beberapa buku berikutnya dengan tema sama," kata Fahri, Selasa (7/8/2018), seperti dikutip detik.
Peluncuran itu digelar di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara, DPR RI. Buku itu dibedah oleh ekonom Dr. Fuad Bawazier, Guru Besar IPB Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri dan Tenaga Ahli Kesra DPR RI Gianto, SE.
Dalam diskusi yang dimoderatori Dr. Saleh Partaonan Daulay (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN) terungkap bahwa kesalahan umum dalam memandang dan memahami persoalan kemiskinan di Indonesia. Di antaranya soal garis batas kemiskinan yang labil dan sangat memungkinkan pemerintah melakukan 'lying by statistics' atau pembohongan publik melalui data statistik.
Buku 'Mengapa Indonesia Belum Sejahtera - Sebuah Upaya Merekonstruksi Makna dan Indikator Kesejahteraan' berisi kritik atas perhitungan pertumbuhan ekonomi (Gross Domestic Bruto) yang selama ini disalahpahami sebagai alat ukur kesejahteraan dan kritik atas pengukuran kemiskinan yang diterapkan di Indonesia.
"Apa yang kita lihat di masyarakat, kemiskinan, pengangguran, rendahnya pendidikan adalah kontras dari megahnya indikator-indikator ekonomi yang kita punya," kata Fahri lebih lanjut.
Buku baru ini karya ke-5 Fahri Hamzah. Sebelumnya Fahri telah menulis 4 judul buku sebelumnya yang berhubungan dengan fungsi dan tugasnya saat itu ketika menjabat posisi di berbagai komisi. Tercatat buku sebelumnya berjudul 'Negara, Pasar dan Rakyat', 'Demokrasi, Transisi Korupsi', 'Negara, BUMN dan Kesejahteraan Rakyat' dan 'Kemana Ujung Century' yang ditulisnya saat aktif di Pansus Bank Century.
Fahri Hamzah emang gak kerja bangun tol, jembatan, jalan atau gedung2. Tapi dia telah sumbangin pemikirannya dalam berbagai narasi. Andai kita mau mendalami pemikirannya lebih jauh, pemikirannya bisa jd solusi..Ini karya2 Fahri pic.twitter.com/JZ5FVFnisY— Kak DuL 🔞 (@dulatips) 7 Agustus 2018