[PORTAL-ISLAM.ID] Hidup sederhana itu bukan pencitraan, yang pencitraan itu bila hidupmu biasanya bermewah-mewahan, lantas engkau tiba-tiba hidup sederhana karena ada maunya
Berbicara halus itu bukan pencitraan, yang pencitraan itu bila engkau galak bukan main pada keluargamu, tapi di muka umum berbahasa seolah dirimu penuh kasih sayang
Taat Allah dengan berhijab, shalat khusyuk, membaca Al-Qur’an itu bukan pencitraan, yang pencitraan itu bila engkau buat begitu sementara keseharianmu jauh dari itu
Berkumpul dengan ulama, menjadi imam shalat, itu bukan pencitraan, tapi kalau engkau jadi seperti itu hanya menjelang pemilihan saja, jangan salahkan orang menilaimu begitu
Engkau melakukan sesuatu yang jauh dari dirimu yang asli, engkau melakukan sesuatu bukan karena Allah, itulah yang namanya pencitraan, itulah rekayasa
Engkau naiki pesawat kelas ekonomi, tapi membuat harga-harga tak ekonomis, itu pencitraan. Engkau gandeng ulama tapi kriminalisasi ulama, itu pencitraan
Engkau makan di kaki lima, tapi membuat rakyatmu menderita itu pencitraan, engkau gunakan sandal jepit tapi aqidah ummat Muslim engkau buat sempit, itu pencitraan
Engkau masuk ke selokan, tapi pernikahan anakmu milyaran, itu pencitraan. Engkau ucapkan cinta dan peduli negeri, tapi deras modal asing jual-beli aset negeri, itu pencitraan
Engkau bilang toleransi itu nyawa bangsa, tapi yang boleh berwacana hanya engkau saja, engkau bilang “aku beriman”, tapi aqidah ummatmu tidak aman, itu pencitraan
Jangan buru-buru tersinggung, tulisan ini bukan pencitraan, karena saya menulis bukan hanya pada saat rezim ini berkuasa saja, tapi di masa semua pemimpin juga begitu
Gambar inilah yang sepenuhnya adalah pencitraan, sebab saya bukan petani yang menanam bahan pangan. Tapi satu hal yang pasti, kebersamaan di gambar ini, asli bukan pencitraan.
Penulis: Felix Siauw