[PORTAL-ISLAM.ID]
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menginstruksikan seluruh bank pelat merah untuk tidak membiayai divestasi saham PT Freeport Indonesia ke PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Sebelumnya, proses divestasi yang akan mengerek porsi saham Inalum menjadi 51,23 persen tersebut dilakukan melalui pembelian saham milik Freeport-McMoran dan hak partisipasi Rio Tinto di Freeport Indonesia.
"Pendanaan untuk Inalum kan banyak tidak hanya untuk akuisisi (saham Freeport) sampai dengan 51 persen. Itu yang ditekankan oleh Ibu Rini (Menteri BUMN Rini Soemarno). Untuk transaksi ini, mungkin kami perlu skala prioritas dari yang lainnya," tutur Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Gatot Trihargo, Rabu 18 Juli 2018.
Secara terpisah, Ketua Himpunan Bank Negara (Himbara) Maryono mengaku telah menerima instruksi Kementerian BUMN. Berdasarkan arahan terakhir, lanjut Maryono, pembiayaan divestasi Freeport akan ditopang oleh bank swasta dan asing.
"Ini supaya ada uang masuk dari negara lain dan bisa menambah devisa kita," ujar Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN ini.
Lebih lanjut, BTN sejak awal tidak berniat untuk ikut membiayai divestasi tersebut. Pasalnya, perseroan ingin tetap fokus pada pembiayaan perumahaan.
Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa perusahaan telah menerima tawaran kredit senilai US$5,2 triliun atau lebih besar dari nilai divestasi US$3,85 triliun. Dalam konferensi pers pekan lalu, Budi menyebutkan bahwa pembiayaan akan diperoleh dari sebelas bank.
Direktur Corporate Banking BNI Putrama Wahju Setyawan menyebutkan bahwa tiga bank pelat merah BNI, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menawarkan pinjaman senilai total US$1,5 miliar kepada Inalum untuk membiayai divestasi tersebut.
Sumber: CNN
--------
NAHLOH.... Bila demikian, kemungkinan besar pengambilalihan saham PT Freeport akan didanai oleh bank swasta dan bank asing. Itu artinya pemerintah akan kembali menambah utang kepada pihak swasta. Hal ini jelas jauh menyimpang dari semangat ingin memiliki Freeport sebagai bagian dari asset SDA Indonesia.
Apa kata warganet tentang hal ini?
"Yg penting udah klaim duluan. Udah pencitraan duluan. Bener enggaknya urusan belakangan," cuit @rezkyjuzt.
"kabar gembira bagi swasta, broker menang banyak ni," tulis @ummunk1.
"waduhhh.... mo ditebus pake uang dri mana itu??", cuit @jacks_quevara.
"Cetar diawal, nganu kemudian
*Apkh ini Negeri Dagelan?," cuit @Umnia77.