[PORTAL-ISLAM.ID] Wacana memasangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinilai sangat kecil terwujud.
Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris menjelaskan bahwa pasangan ini tidak mungkin maju hanya dengan menggunakan kendaraan Demokrat. Dibutuhkan partai koalisi lain untuk bisa mencapai target presidential threshold.
"Pak JK-AHY tidak cukup hanya dengan Demokrat," tegasnya dalam diskusi bertajuk 'Presidential Race; Siapa Lawan Tanding Jokowi?' di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat 6 Juli 2018.
Salah satu syarat pasangan calon bisa ikut meramaikan Pilpres 2019 adalah mengantongi dukungan dari partai atau gabungan partai yang memiliki 20 persen kuota kursi DPR RI atau 25 suara nasional pada Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu. Sementara kursi Demokrat tak cukup untuk sendirian megusung calon.
Syamsuddin menilai bahwa duet ini bisa terwujud jika partai yang kini menaungi JK, Golkar, mencabut dukungan ke Jokowi. Meski demikian, hal ini terbilang sulit, lantaran internal Golkar juga tengah mendorong Ketua Umum Airlangga Hartarto untuk dijadikan pendamping Jokowi.
"Kecuali Golkar melepas dukungan ke Jokowi. Tapi kan Golkar memilih dukung Jokowi daripada usung JK," tukasnya.
Sumber: RMOL