[PORTAL-ISLAM.ID] Setahun yang lalu, tepatnya tanggal 19 Juli 2017, kelompok penyanyi rock alternatif asal Inggris Raya, Radiohead menggelar konser di Israel. Konser itu disebut sebagai konser terlama dan paling kontroversial dari seluruh konser yang pernah digelar oleh kelompok musik yang berdiri sejak tahun 1985 ini.
Kontroversi yang melingkupinya jelas terkait dengan keputusan Radiohead yang dianggap tak sensitif dengan isu pelanggaran HAM atas rakyat Palestina oleh Israel.
Kini setahun berlalu, Radiohead mendapat tantangan dari Nurul Izzah Anwar, putri Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk menggelar konser amal untuk warga Palestina.
Melalui sebuah surat yang dikirimnya secara resmi ke Radiohead dan diunggah pula ke media sosial Twitter, Nurul Izzah dengan tegas mengajak Radiohead untuk peduli kepada rakyat Palestina.
Berikut isi surat Nurul Izzah kepada Radiohead.Dear @radiohead— Nurul Izzah (@n_izzah) July 20, 2018
In case your inbox is full, please have a read this request from Malaysia - nothing like performing for a cause as meaningful as the lives of young Palestinian children @UNRWA pic.twitter.com/pBVS1GNYHo
"Whilst we acknowledge Radiohead decision to perform in Israel could be construed as a tacit endorsement of their on going persecution against Palestinians, we believe that Radioheads is sensitive towards the issue of human rights abuse taking place against Palestinians.
To put the significant consequences into perspective, five million Palestinians are continuously struggling to cope with massive food shortage, lack of electricity, and other basic needs. Sense of security has been non-existent, as the threat of Israeli attack persists.
We similarly understand not wishing to deprive Radiohead fans of your music, wherever in the world. Recent foreign policy by the United States, such as ending funding for the UNWRA for Palestine refugess in the Near East. See almost 300.000 childrens being deprived of the opportunity to seek educational opportunities.
Whatever small steps, we can take hope to redress balance on this on going conflicts, moving toward permanent peace.
Hence, we suggest concert to Palestinians charitable causes to remind everyone of the universality of music and peace as a key unifying tool.
It is our hope that you will consider this proposal. Not just for the purpose of performing noteworthy cause, but to also give another reason to cheer in a year of many firsts of us".
(Meski kami memahami keputusan Radiohead untuk tampil di Israel dapat ditafsirkan sebagai dukungan diam-diam atas persekusi Israel terhadap Palestina yang masih terus berlangsung, kami percaya Radiohead peka terhadap pelanggaran HAM yang terjadi terhadap rakyat Palestina.
Untuk memberikan gambaran dahsyatnya situasi di sana, sampai saat ini 5 juta rakyat Palestina masih terus berjuang untuk mengatasi kekurangan pangan, sumber daya listrik, dan kebutuhan dasar lainnya. Tidak ada rasa aman karena ancaman serangan Israel terus terjadi.
Namun kami juga memahami dan tidak ingin menghilangkan penggemar-penggemar Radiohead dari negara mana pun di dunia. Kebijakan luar negeri AS seperti diakhirinya bantuan ke UNWRA untuk pengungsi Palestina di Timur Dekat. Akibatnya, 300.000 anak kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
Sekecil apapun langkah, kita berharap hal tersebut dapat mengembalikan keseimbangan dari konflik yang tengah berlangsung menuju kedamaian yang kekal.
Karena itu, kami menyarankan diselenggarakannya konser dengan tujuan amal untuk Palestina, untuk mengingatkan semua orang akan universalitas musik dan kedamaian sebagai sarana pemersatu.
Harapan kami, Anda akan mempertimbangkan proposal ini, tidak sekadar sebagai pertunjukan yang diselenggarakan atas dasar sesuatu yang memang layak diingat, melainkan juga untuk memberi alasan lain agar tetap bergembira pada tahun ini bagi banyak dari kita".