[PORTAL-ISLAM.ID] Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah menceritakan pengalaman pahit keluarganya di mana sang paman pernah menjadi korban hilang dari sebuah kapal yang tenggelam.
Hal itu ia ungkapkan melalui akun Twitter, @Fahrihamzah, Jumat 6 Juli 2018.
Fahri Hamzah mengatakan jika saat itu ia masih duduk di bangu Sekolah Dasar (SD).
Sang paman menghilang setelah kapal yang ditumpanginya tenggelam di Selat Alas.
Ia menceritakan jika keluarganya pun menunggu bertahun-tahun.
Terlebih ibunya, yang hingga kini menjadi trauma dengan makanan ikan laut.
"Waktu SD Saya pernah kehilangan paman (adik ibu saya), kapalnya tenggelam di Selat Alas...
keluarga kami menunggu bertahun2 dan ibu saya Gak mau makan ikan kaut sampai sekarang ...
kelompok kalian Gak tahu perasaan orang kehilangan....sadis...tega.." tulis @Fahrihamzah.
Cerita itu dibagikan oleh Fahri menanggapi sebuah komentar warganet @DirtyHarryn yang membalas cuitannya.Waktu SD Saya pernah kehilangan paman (adik ibu saya), kapalnya tenggelam di selat alas...keluarga kami menunggu bertahun2 dan ibu saya Gak mau makan ikan kaut sampai sekarang ...kelompok kalian Gak tahu perasaan orang kehilangan....sadis...tega.. https://t.co/Kbj0ZwL70p— #2019HayyaAlalFalah (@Fahrihamzah) July 5, 2018
Akun @DirtyHaryyn itu mengatakan jika target tim SAR hanya satu minggu untuk pencarian.
Jika sudah sampai dari 2 minggu artinya sudah dapat ditoleransi.
"Target tim SAR cuman 1 minggu aja bang untuk misi penyelamatan, kalau sampai 2 minggu itu sudah dapat toleransi, kalau sudah jadi mayat apanya lagi yang mau diselamatkan kan?,"tulis @DirtyHarryn.
Sebelumnya, Fahri Hamzah membicarakan mengenai insiden kapal tenggelam di Danau Toba.Target tim SAR cuman 1 minggu aja bang untuk misi penyelamatan, kalau sampai 2 minggu itu sudah dapat toleransi, kalau sudah jadi mayat apanya lagi yang mau diselamatkan kan?. https://t.co/PyAisSOBHt— Dirty Harry (@DirtyHarryn) July 5, 2018
Ia menyindir pemerintah Indonesia yang negerinya negeri maritim, justru menghentikan pencarian terhadap korban dan memilih membuat monumen.
"Bumi ini 75% air...
Indonesia 75% air...
Saban hari bicara maritim...
Kita mau kuasai perairan nusantara.
Begitu ada kapal tenggelam cuman 2 pekan sudah bikin monumen.
Pencarian dihentikan, negara menyerah ..dan beritanya hilang...
Semua pejabat hemat bicara..." ujar @Fahrihamzah.
Diketahui, pencarian dan evakuasi terhadap korban KM Sinar Bangun telah dihentikan secara nasional pada Selasa 3 Juli 2018.Bumi ini 75% air...— #2019HayyaAlalFalah (@Fahrihamzah) July 5, 2018
Indonesia 75% air...
Saban hari bicara maritim...
Kita mau kuasai perairan nusantara.
Begitu ada kapal tenggelam cuman 2 pekan sudah bikin monumen. Pencarian dihentikan, negara menyerah ..dan beritanya hilang...
Semua pejabat hemat bicara...