[PORTAL-ISLAM.ID] Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara 27 Juni 2018 telah usai. Semua proses yang dijalani juga terbilang sukses, tertib, dan aman.
Pasangan nomor urut 1 Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) dinyatakan menang telak atas pasangan nomor urut 2 Djarot Saiful-Sihar Sitorus (Djoss).
Tercatat bahwa Eramas unggul di 17 kabupaten/kota. Penduduk di wilayah-wilayah yang dimenangkan Eramas tersebut, mayoritas beragama Islam.
Mulai dari Asahan, Batubara, Deliserdang, Binjai, Medan, Padang Sidempuan, Tanjung Balai, Tebing Tinggi, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Langkat, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Serdang Bedagai, sampai Tapanuli Selatan.
Sementara Djarot-Sihar sebaliknya, unggul di 16 kabupaten/kota yang penduduknya mayoritas beragama Kristen. Antara lain Dairi, Humbang Hasudutan, Karo, Gunung Sitoli, Pematang Siantar, Sibolga, Nias, Nias Barat, Nias Selatan, Nias Utara, Pakpak Bharat, Samosir, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Toba Samosir.
Menurut pengamat politik yang juga merupakan Dekan FISIP UMSU Dr. Arifin Saleh Siregar, politik identitas sangat mempengaruhi Pilgub Sumut 2018.
Politik identitas tersebut, lanjut Arifin Saleh, berdampak positif bagi praktik demokrasi masyarakat Sumatera Utara.
"Kita merasa senang karena politik identitas yang terjadi tidak seperti yang ditakutkan pihak luar. Malah, politik identitas ini justru mencerdaskan karena masyarakat jadi melek politik," katanya, seperti diberitakan Kantor Berita RMOLSumut, Sabtu (30/6).
Politik identitas adalah sebuah keniscayaan, bukan hal yang perlu dikhawatirkan apalagi dikaitkan dengan soal toleransi, kebhinekaan, dan lain-lain. Selagi semua saling menghargai, menghormati, berlangsung dengan damai tanpa ada pemaksaan ataupun kekerasan.
"Eramas Unggul Di Wilayah Islam, Djoss Di Mayoritas Kristen."
— Ernawati Sitompul (@erna_st) 30 Juni 2018
It means Muslim vote muslim. Kristen vote Kristen. Not all, but most of. Fakta bhwa politik identitas itu tdk bisa dinafikan. Memilih brdsrkan kdekatan, sah2 saja. Tak perlu dituduh intoleran☺https://t.co/IOau3jnB3d