Antara AHER dan ANIES
Oleh: Mutawakkil Abu Ramadhan
Harapan saya, Aher bisa masuk menjadi Cawapres. Sosok Aher dinilai cukup adem, berprestasi dan memiliki hubungan baik dengan semua kalangan, meskipun begitu Aher adalah sosok Islamis sejati. Kekurangan beliau pada Popularitas, sesuatu yang remeh yang menjadi sangat penting dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
Remeh? Ya, popularitas itu ibarat candu dalam demokrasi, popularitas sangat rentan terhadap penyusupan calon pemimpin jahat dan rusak. Demokrasi harusnya menjadikan narasi sebagai tolok ukur keunggulan, dan bukan popularitas.
Harapan tinggallah harapan, Anies memang menjadi alternatif yang bisa jadi menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Satu-satunya yang membuat berat bagi siapapun yang berpikir jernih, Anies baru saja terpilih menjadi gubernur, layaknya bagi beliau untuk menuntaskan kerjanya dahulu, minimal satu periode dahulu.
Akan tetapi.. Anies akan sangat dibutuhkan koalisi agar mereka mampu mencapai titik equilibrium politik dalam konteks koalisi. Sosok Anies adalah sosok lengkap yang dibutuhkan oleh sebuah bangsa yang ingin maju. Anies memiliki kualitas kepemimpinan, intelektualitas, pergaulan international, kedekatan dengan ulama dan umat dan ketegasan terhadap intervensi geopolitik.
Jika Anies maju Pilpres 2019 sebenarnya konstituen DKI tidak dikecewakan karena Sandi adalah sosok sebelas duabelas dengan Anies, pasangan Anies Sandi bisa dikatakan pasangan kepemimpinan provisni berkualitas terbaik di Indonesia, mereka dua duanya adalah scholar jebolan luar negeri, yang satu super intelek yang satu lagi pengusaha super sukses, dua duanya profesional dalam skala nasional.
Bagaimanapun, menjadi pengamat amatiran kayak gini terasa bagaikan meramalkan hasil semi final antara Perancis dan Belgia, hanya bisa meraba raba.. akan tetapi tidak bisa punya pengaruh apa apa. Disinilah ranah dan wewenang partai berada, kelak kalau ternyata pilihan komposisi calon kepemimpinan ternyata tidak berkualitas atau mudah kalah... nah disini kita ada hak untuk menjewer partai partai itu. Kalau dijewer kurang yah kita gampar aja....Penonton hanya bisa berbuat di "ranah" itu aja (untuk menghukum partai).
Akan tetapi minimal kita bisa berbagi pandangan untuk sama-sama mencari pemimpin bangsa yang terbaik. Bukan seperti pemimpin bangsa yang sekarang, yang setiap hari selalu mengecewakan dan kadang membuat putus asa terhadap bangsa dan negara ini.***