[PORTAL-ISLAM.ID] Seniman go-block pamer kebencian. Sasarannya Anies-Sandi. Sebar-sebar meim produksi sindikat perusuh. Simbol religi dimainkan. Tujuannya mempertahankan disharmoni antar agama. Ini cara-cara komunis. Pantes, Lekra diberangus.
Artis ini terpenjara dalam ribcage-nya. Penuh amarah. Hatred. Cinta irasional kepada Sang Penoda Agama.
Sinisme membuatnya masuk kategori artis "fin-de-siecle" yang menyimpang. Hatinya gelap. Dark romanticism. Permanent stupidity. Salah satu cirinya: korban hoax "a widespread belief that civilization leads to decadence."
Dua meim dalam dua hari. Ada meim dia gendong Ahok. Lagaknya tengik. Meim lain, Ahok dicitrakan sedang disalib. Sekaligus mendeskreditkan Anies-Sandi sebagai "Dismas dan Gestas", Impenitent thieves yang disalib bersama Jesus Christ.
Meim crucified Ahok merupakan ekspresi Eros dan Thanatos; ecstasy and terror. Cinta Ahok, Benci Anies-Sandi. Akhirnya jadi gila.
Thus, Ini kreasi orang gila. A painted skull he holds. The misfit. Seperti kata Philip K. Dick, "It is sometimes an appropriate response to reality to go insane".
Jagoannya kalah dua digit. Despite dibeking istana uang dan aparatus iklan. Sudah kalah, masuk penjara dan skandal istrinya terbongkar publik. "Menjadi gila" adalah cara canggih menghadapi realita pahit ini. Dan itu yang dipilih si seniman kiri.
Kegilaan membuatnya ingin tampil beda. Ngga taat aturan. Anti status quo. Persis seperti kata Rob Siltanen, "The rebels. The troublemakers. The round pegs in the square holes. The ones who see things differently. They're not fond of rules. And they have no respect for the status quo".
Satu-satunya cara handle artis gila macam ini ialah just ignore him.
Penulis: Zeng Wei Jian