[PORTAL-ISLAM.ID] Hasil hitung cepat dari Pilgub Serentak di 17 provinsi menunjukkan fakta bahwa PDI Perjuangan sebagai partai penguasa malah kehilangan momentum besar jelang 2019.
Kritikus politik, Natalius Pigai, mengungkit indikasi kekalahan PDIP di 13 provinsi dari 17 provinsi yang mengikuti Pilkada Serentak 2018.
Ia secara khusus menyorot kemenangan barisan oposisi di Pilgub Sumatera Utara.
Mengacu pada hasil hitung cepat SMRC dan LSI Denny JA, pasangan Edy Rahmyadi-Musa Rajekshah yang diusung Gerindra, PKS, Hanura, PKS, PAN, dan Nasdem menang besar dengan kisaran 57-58 persen.
Sedangkan pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan PPP, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus hanya mendapat suara di kisaran 42 persen.
"Oposisi melambung dari Sumut, ujung barat Indonesia," kata Pigai dalam pesan elektroniknya, Rabu (27/6).
Mantan pimpinan Komnas HAM itu jauh hari sebelumnya mengecam Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang memilih Djarot Saiful Hidayat sebagai calon gubernur Sumatera Utara. Menurut dia, masih banyak kader PDIP asli Sumut yang lebih pantas diusung ketimbang mantan Walikota Blitar yang sudah gagal di Pilgub DKI Jakarta.
"Kalau seorang calon pemimpin, KTP-nya saja bisa pindah-pindah, kita lihat apakah dia akan menetap, bikin rumah dan beli tanah selamanya. Kalau tidak, kelas karakter pemimpin seperti ini yang oleh Mochtar Lubis dalam buku Manusia Indonesia menyatakan hipokrit," kritknya.
Dia juga mengungkit daftar kekalahan PDIP di provinsi-provinsi lain, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Maluku Utara.
Di Jawa Barat, walau tak menang, Sudrajat-Ahmad Syaikhu atau Asyik yang diusung PKS dan Gerindra ada di urutan kedua setelah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Hanura, PPP, PKB, dan Nasdem). Asyik yang sempat diremehkan hasil-hasil survei jelang Pilgub malah bertaring di hari-H.
"Sudradjat melambung, tanda oposisi hidup. Di Sulsel, PAN dan PKS, semua oposisi menang. Indikasi rakyat inginkan oposisi ambil alih kekuasaan," tambahnya.
Sumber: RMOL